“Examples Non Examples” Tingkatkan Kreativitas Belajar IPS

Sumarno, S.Pd., M.Pd. Guru SMP N 1 Sragen
Sumarno, S.Pd., M.Pd. Guru SMP N 1 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)merupakan salah satu pelajaran yang sangat kompleks di Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena di dalamnya terdapat materi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Mata pelajaran ini kurang mendapat perhatiansebagian siswa dibandingkan mata pelajaran lain yang diujikan secara nasional. Hal ini menyebabkan rendahnya kreativitas dan hasil belajar IPS beberapa siswa. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kreativitas dan hasil belajar adalah: (1) pembelajaran IPS dilaksanakan secara konvensional,(2) kurang memanfaatkan media pembelajaran,dan (3) alat  evaluasi yang hanya menekankan aspek kognitif.

Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah di atas adalahmelaksanakan pembelajaran kooperatifmodelexamples non examples.Model  ini akan lebih banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan akan bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai pendapat Etin Solihatin (2012: 4), bahwa pembelajaran kooperatif sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja di antara sesama teman dalam struktur kerjasama yang teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Baca juga:  PJBL Tingkatkan Keaktifan Belajar Siswa SD

Model examples non examples adalah suatu model pembelajaran menggunakan gambar yang sesuai dengan tema yang akan dibahas. Examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep dan bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai konsep yang ada.  Model examples non examples dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Model examples non examples dipilih untuk mengatasi permasalahan yang ada karena memiliki keunggulan. Menurut pendapat Buehl dalam Trianto (2007: 25) bahwa keuntungan dari model examples non examples adalah siswa terlibat dalam suatu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples non examples

  Langkah-langkah model examples non examples, sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/proyektor/ hanya berupa slide kertas; (3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar; (4) Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas; (5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; (6) Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; dan (7) Kesimpulan.


Baca juga:  Efektivitas Blended Learning dalam Pelaksanaan PJJ

Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sragen pada siswa kelas VIII E tahun pelajaran 2017/2018 membuktikan bahwa model examples non examples dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Penerapan model examples non examplesdalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga siswa terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikan secara kelompok dan memunculkan kreativitas siswa dalam setiap tahap pembelajaran. Penerapan model pembelajaran examples non examples dengan memanfaatkan media  akan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan memerlukan analisis konsep serta mendorong kreativitas siswa semakin tumbuh. Hasil penelitian membuktikan tingkat kreativitas siswa mengalami peningkatan dari 55,77% pada kondisi awal, meningkat menjadi  81,07% pada siklus II. Tingkat kreativitas yang tinggi akan berpengaruh positif  pada peningkatan hasil belajar, dimana rata-rata hasil belajar meningkat dari 69, 26 pada kondisi awal menjadi 84,00 pada siklus II.

Baca juga:  Patuh dan Suka, Mudahkan Belajar Aksara Jawa
Sumarno, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP N 1 Sragen