Flipped Clasroom sebagai Solusi Pembelajaran Tatap Muka Bergilir Pasca Pandemi

Siti Aisah, S.Pd.SD.

Pemerintah melakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran virus corona. Pandemi covid-19 ini telah mengubah system pembelajaran di Indonesia yang semula dilaksanakan dengan tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini untuk memutus mata rantai penularan virus covid-19 di SDN 01 Bodas Kec. Watukumpul Kab. Pemalang  ikut merasakan dampaknya, karena banyak kendala selama penerapan pembelajaran jarak jauh  atau daring (dalam jaringan). Banyak siswa atau orang tua siswa yang tidak memiliki smart-phone (ponsel cerdas)/ handpon android sehingga tidak dapat mengikuti PJJ. Tidak hanya itu masih ada masalah yang lain adalah ketersediaan kuota dan harga yang kurang terjangkau. Ditambah lagi dengan jaringan internet yang tidak stabil karena tinggal di daerah perdesaan sehingga pelaksanaan PJJ kurang maksimal. Untuk itu solusinya agar pembelajaran dapat efektif Pasca Pandemi adalah menggunakan Flipped Classroom sebagai Solusi Pembelajaran Tatap Muka Bergilir Pasca Pandem. [https://pusdatin.kemendikbud.go.id]. 18/04/2022.

Baca juga:  Pantun Sebagai Media Penanaman Karakter Siswa di Sekolah

      Kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Tehnologi [Kemendikbud Ristek] mulai tahun ajaran baru Juli 2021 direncanakan seluruh sekolah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sementara itu data perkembangan pandemi Covid-19 belum menunjukan penurunan yang signifikan. Bahkan di beberapa tempat masih cenderung naik dan sebagian daerah masuk dalam kategori zona merah. Setiap daerah menerapkan kebijakan yang berbeda terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM]. Hal tersebut tentu saja menimbulkan rasa kekhawatiran, baik bagi orang tua murid maupun bagi guru. Namun di pihak lain kerinduan anak-anak akan suana sekolah juga sudah semakin memuncak. Anak-anak sudah mengingatkan kembali sekolah seperti biasa.

Untuk mengurangi resiko kerumunan, sebagian sekolah membuat kebijakan belajar dengan membagi giliran [Shift] murid masuk sekolah. Misalnya untuk yang jumlah murid satu kelas sebanyak 40 anak, maka hanya 20 anak yang masuk sekolah sedangkan 20 anak lainnya belajar di rumah. Bahkan menurut Kompas Juni 2021, jumlah murid masuk dibatasi hanya maksimal 25% saja. Sedangkan di SDN 01 Bodas yang jumlah siswa kelas 5 hanya 18 anak maka sangat mungkin untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka.  Siap atau tidak siap, kita telah memulai masa lompatan beradaban, yang mungkin masih menyisakan sedikit traumatik. Terlepas dari pro kontra apakah BDR meropakan suatu bentuk pembelajaran jarak jauh, kenyataan dalam BDR siswa harus terpisah dari gurunya, dan harus belajar secara online. Praktek BDR merupakan kebalikan dari [melawan arah] teori kontimun e-learning yang dikemukakan oleh Rashty [1999] yang dikutip oleh Noirid [2007] sebagaimana yang dikutip oleh Uwes [2013]

Baca juga:  Istana Sekolah

               Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses rekayasa situasi dan lingkungan untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa. Sadiman [2020] menyebutkan bahwa dalam pembelajaran terdapat dua proses, yaitu proses belajar [oleh siswa atau mahasiswa], dan proses membelajarkan yang dilakukan oleh guru atau dosen. Secara konseptual tehnologi pembelajaran, banyak menawarkan alternatif solusi untuk itu. Salah satu solusi adalah dengan penerapan pembelajaran model flipped classroom. Plipped classroom termasuk dalam kategori blended learning, yaitu pendekatan pembelajaran campuran antara tatap muka dan on line.

iklan

                Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran flipped-classroom dapat mengatasi kendala bagi siswa kelas 5 SDN 01 Bodas untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Baca juga:  Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran IPA Pada Masa Pandemi COVID -19

 

Oleh:

Siti Aisah, S.Pd.SD.

Guru SDN 01 Bodas Kec. Watukumpul Kab. Pemalang

iklan