Flipped Classroom Efektifkan Pembelajaran IPA

Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020. Persebaran Covid-19 membuat pemerintah menerapkan kebijakan untuk mengubah metode pembelajaran dari mayoritas tatap muka menjadi mayoritas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dalam PJJ ini siswa belajar dari rumah secara online baik melalui aplikasi google classroom maupun WAG (WhatsApp group) ataupun aplikasi yang lainnya. Meskipun siswa belajar dari rumah, sebagai seorang guru IPA, penulis tetap memiliki tanggung jawab membimbing dan mengajar  siswa  semaksimal mungkin melaksanakan pembelajaran secara daring. Untuk itu, penulis menyiapkan materi dan tehnik untuk memberikan pembelajaran pada siswa. Penulis  menggunakan metode Pembelajaran Flipped Classroom di kelas IX-H  MTs Negeri 2 Grobogan.

Flipped Classroom adalah bentuk pembelajaran blended (melalui interaksi tatap muka dan virtual/online) yang menggabungkan pembelajaran sinkron (synchronous) dengan pembelajaran mandiri yang asinkron (asynchronous). Pembelajaran sinkron  terjadi secara real time di kelas. Peserta didik berinteraksi dengan seorang pengajar dan teman sekelas serta menerima umpan balik pada saat yang sama  dengan tetap memerhatikan protocol kesehatan. Sedangkan, pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang sifatnya lebih mandiri. Konten diakses melalui google form dan zoom meeting. Peserta didik dapat memilih kapan mereka belajar dan juga mereka dapat mengajukan pertanyaan di kolom komentar, serta berbagi ide atau pemahaman mereka tentang sebuah materi dengan pengajar dalam hal ini penulis dan juga dengan teman sekelas.

Baca juga:  FILA Stop Covid-19, Asah Beladiri Siswa di Rumah

Metode flipped classroom, dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, sebelum kelas dimulai (pre-class), saat kelas dimulai (in-class) dan setelah kelas berakhir (out of class). Sebelum kelas dimulai, peserta didik sudah mempelajari materi yang akan dibahas, dalam tahap ini kemampuan yang diharapkan dimilki oleh peserta didik adalah mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) materi. Dengan demikian pada saat kelas dimulai peserta didik dapat mengaplikasikan (applying) dan menganalisis (analyzing) materi melalui berbagai kegiatan interaktif di dalam kelas, yang kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan tugas berbasis project tertentu sebagai kegiatan setelah kelas berakhir (creating). Rangkaian proses tersebut merupakan kaitan  flipped classroom dengan Bloom’s Taxonomy. Terdapat beberapa bagian yaitu Remembering, Understanding, Applying, Analyzing, Evaluating and Creating yang terbagi pada tiga kegiatan yaitu sebelum, pada saat dan sesudah kelas.

Baca juga:  Karakter Ideal Siswa di Kegiatan Praktikum Limbah

Metode flipped classroom membawa dampak yang terasa bagi penulis maupun peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa manfaat dengan menggunakan metode Flipped Classroom ini. Beberapa manfaat dari metode ini adalah memberi kesempatan peserta didik lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, dan peserta didik memiliki kepercayaan diri dan keterlibatan dalam pembelajaran lebih tinggi.

iklan

Aspek penggunaan teknologi menjadi hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh penulis di era sekarang, namun itu bukanlah segalanya, teknologi merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengalaman bermakna dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menerapkan konsep flipped classroom ini. Menurut Bergmann & Sam (2012) metode flipped classroom adalah pendekatan pedagogis inovatif yang berfokus pada pengajaran yang berpusat pada peserta didik dengan membalik sistem pembelajaran kelas tradisional yang selama ini dilakukan oleh penulis.

Baca juga:  Percobaan Ipa? Poe saja

Saat ini materi yang diajarkan di kelas IX-H adalah Sistem Perkembangbiakan pada Tumbuhan dan Hewan. Materi ini cocok digunakan menggunakan metode flipped classroom. Dengan menggunakan metode ini, pembelajaran IPA lebih efektif karena sebagian besar siswa dapat berpartisipasi dengan aktif  dalam mengikuti pembelajaran dan pada kegiatan evaluasi materi, baik secara daring maupun saat tatap muka terbatas.

Oleh : Maryoto, S.Pd.

Guru IPA MTsN 2 Grobogan

iklan