Salah satu tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami serta mengamalkan kandungan Al-Qur’an, hal tersebut tertuang dalam peraturan pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan pendidikan keagamaan pasal 24.
Begitu pentingnya materi peningkatan kemampuan mempelajari Al-Qur’an, khususnya dalam mengajarkan materi baca dan tulis Al-Qur’an, maka di Kabupaten Temanggung, pada kurikulum Sekolah Dasar, terdapat mulok BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) atau biasa dikenal dengan PKS Islam (Pendalaman Kitab Suci Agama Islam). Secara umum mulok PKS Islam mengajarkan tentang pengenalan huruf hijaiyah, kaidah penulisan, cara merangkai huruf, ilmu tajwid dan pengenalan surat-surat pendek Al-Qur’an.
Dalam pembelajaran baca Al-Qur’an, terdapat beberapa metode yang biasa diterapkan antara lain metode, Iqra’, Qiraati, atau Yanbua. Sedangkan untuk mengajarkan cara tulis Al-Qur’an, belum banyak metode metode yang dipakai. Sebelum ini metode yang sering digunakan penulis dalam mengajarkan tulis Al-Qur’an, adalah metode yang tergolong konvensional, guru menuliskan di papan tulis, dan peserta didik menyalin di bukunya. Kelemahan dari metode ini, peserta didik seringkali kesulitan dalam membuat pola yang ajeg atau menjaga konsistensi ukuran dan bentuk dari sebuah contoh tulisan Al-Qur’an. Apalagi tulisan huruf hijaiyah (Al-Qur’an) dikenal memiliki tingkat kerumitan dan kesulitan yang tinggi. Evaluasi yang penulis lakukan, di kelas VI, yang notabene kelas paling atas, masih banyak ditemukan peserta didik yang belum terampil dalam menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam mengajarkan tulis Al-Qur’an, penulis menerapkan metode Follow The Line agar dapat meningkatkan keterampilan tulis Al-Qur’an peserta didik.
Metode menulis Al-Qur’an dengan metode follow the line adalah salah satu metode pembelajaran yang menggabungkan antara belajar Al-Qur’an dan aktifitas psikomotor anak, yaitu dengan cara menulis Al-Qur’an dengan cara menebalkan garis atau titik-titik pada huruf atau bacaan Al-Qur’an. (Irawan, 2013) Dengan metode tersebut diharapkan siapa saja tidak menemui kesulitan untuk melakukan kegiatan penulisan Al-Qur’an. Karena metode tersebut mengajak peserta didik untuk mengikuti garis-garis tulisan yang sudah ada. Metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih cepat membentuk kemampuan menulis khat Arab dalam arti sebenarnya.
Ada beberapa buku atau mushaf yang sudah diterbitkan untuk dipakai dalam mengajarkan metode ini, dapat juga menggunakan cara sederhana yaitu mencetak mushaf Al-Qur’an secara mandiri dengan cara tulisan diatur samar-samar. Cara pembelajarannya yaitu peserta didik menebalkan tulisan Al-Qur’an dengan cara mengikuti garis (follow the line) dari tulisan Al-Qur’an yang sudah dicetak samar-samar tersebut. Metode ini penulis terapkan pada siswa kelas V, dilaksanakan setiap hari setelah salat duhur berjamaah, target yang diharapkan, dalam 1 tahun setiap peserta didik kelas V memiliki mushaf surat-surat pendek Al-Qur’an dari hasil tulisannya sendiri, melalui metode follow the line.
Metode ini meskipun sederhana, namun dibalik setiap proses menebalkan mushaf Al-Qur’an, yang dilakukan secara kontinyu, akan membentuk 20 karakter positif dalam diri peserta didik ; seperti tekun, disiplin, sabar, suci, taat proses, dan karakter utama lainnya (Farzain, 2011). Hasil evaluasi pelaksanaan metode ini dalam kurun 1 semester, sudah nampak hasil yang diharapkan, yaitu 75 % persen peserta didik kelas V sudah memiliki hasil tulisan Al-Qur’an yang sesuai dengan standar yang diharapkan, dan mencapai ketuntasan100% pada akhir semester 2 kelas V, sehingga dapat disimpulkan belajar tulis Al Quran dengan metode follow the line efektif untuk dilaksanakan.
Ali Mas’ad, M.Pd.
Guru PAI SDN 1 Muncar Gemawang Temanggung