Globalisasi atau yang lebih dikenal dengan era modernisasi telah merambah keseluruh dunia. Globalisasi ini merujuk pada bentuk perubahan atau tranformasi dari keadaan yang kurang berkembang menuju kearah yang memiliki harapan penghidupan baru yang lebih maju. Salah satu bentuk modernisasi adalah kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam sepuluh tahun terakhir, teknologi handphone atau gadget mengalami perkembangan yang cukup pesat, dari yang tipis hingga mampu berfungsi sebagai kamera, dapat dibawa dengan mudah dengan berbagai aplikasi-aplikasi yang tersedia dalamnya. Perkembangan ini juga mempengaruhi semua lapisan masyarakat, tak jarang kita temukan anak-anak usia dini, pelajar dengan terampilnya menggunakan telepon genggam. Hal ini lah yang kemudian menggeser keberadaan permainan tradisional. Jarang sekali kita melihat anak-anak jaman sekarang memainkan permainan tradisional. Banyak alasan mengapa anak-anak mulai melupakan permainan tradisional, diantaranya karena permainan tradisional membosankan, tidak menarik dan mungkin ada beberapa dari mereka yang tidak tahu apa itu permainan tradisional. Mereka lebih tertarik pada permainan game online yang banyak bertebaran di telepon genggam dengan bermacam jenis permainan.
Permainan tradisional sebenarnya adalah warisan budaya nenek moyang kita. Menurut James Danandjaja (1987) “Permainan tradisional adalah salah satu bentuk permainan anak-anak yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi secara turun temurun”. Sementara menurut Kurniati (2006), “ Permainan tradisional akan mengembangkan potensi setiap anak yang ditunjukkan dalam perilaku penyesuaian sosial dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa”. Permainan tradisional banyak kita temukan diberbagai daerah di Indonesia. Contohnya Permainan cogklak , Dakon, Egrang, Engklek, balap karung, bermain kelereng, bekel dan masih banyak lagi. Kita bisa bandingkan manfaat permainan tradisional dan gadget bagi anak-anak terutama pelajar. Gadget bermanfaat dalam mendukung kecepatan informasi dan komunikasi, tetapi tidak mendukung perkembangan fisik, sedangkan permainan tradisional bermanfaat bagi perkembangan anak secara fisik maupun mental. Gadget hanya dengan menggerakan jari-jari tangan sementara permainan tradisional menggerakkan seluruh badan, berolahraga dan melatih motorik, melatih kerjasama, melatih anak mengembangkan sikap empati, menaati peraturan dan lain-lain. Sementara banyak dampak negatif gadget yang sering terabaikan dalam masyarakat diantaranya radiasi yang ditimbulkan terutama pada anak-anak, gadget seperti candu yang sulit dupisahkan, anak-anak mengalami kelambatan dalam memahami pelajaran, dan dapak yang terburuk adalah resiko penyalahgunaan pada anak-anak.
Melihat perubahan ini maka perlu bagi kita untuk tetap mengajarkan, mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak melalui lingkungan keluarga dan sekolah, membuat permainan tradisional menjadi lebih menarik dengan memberi hadiah pada pemenangnya, mengemas permainan tradisional dalam perlombaan-perlombaan yang melibatkan anak-anak dan sebisa mungkin meminimalisir anak menggunakan gadget untuk bermain. Sehingga harapannya mermainan tradisional memliki tempat dihati anak-anak, tidak terlupakan dan tergeser oleh kecanggihan teknologi gadget.
Rochmat Kresnowati, S.Pd
Guru SMP Negeri 2 Toroh
Grobogan