Google Classroom, Solusi Hafalan di Masa Pandemi

Murtimah S. Pd.I

Dewasa ini berbagai sektor pemerintahan mengalami perubahan yang amat besar. Mau tak mau, siap tak siap, berbagai elemen dipaksa bertahan di masa yang serba menyulitkan. Ya, virus covid-19 -dengan segala variannya- menjadi biang kerok musibah abad ini. Pendidikan misalnya, pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka, bersua secara langsung, dipaksa beralih menjadi pembelajaran jarak jauh, secara daring (dalam jaringan), dan melalui gawai atau laptop masing-masing. Beberapa media pembelajaran sudah dicoba, berbagai aplikasi juga sudah dipakai, para guru dituntut menemukan formula yang tepat, mencari solusi jitu, agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan tentunya menyenangkan tanpa harus kehilangan esensi dari pembelajaran itu sendiri.

Salah satu platform yang dirasa efektif dan efisien dalam pembelajaran di masa pandemi seperti sekarang ini adalah melalui Google Classroom -yang kemudian disingkat dengan Gcr-, seperti halnya membaca, menulis, dan menghafal. Pada artikel ini, Penulis hanya akan membahas tentang menghafal, yaitu mengenai peningkatan hafalan surat al-Kafirun melalui Goole Classroom pada kelas 5 SD N 01 Belik, tahun pelajaran 2021/2022.

Baca juga:  Sastra Obat Degradasi Moral

Menurut Cece Abdulwaly, menghafal didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk meresapkan suatu pelajaran tertentu ke dalam pikiran agar selalu ingat untuk kemudian terus-menerus dijaga, dipelihara, dan dilindungi agar tidak terlupakan (Cece Abdulwaly: 2019). Di pihak lain, ketika hafalan masuk dalam dunia Pendidikan, maka ia perlu disetorkan. Dalam hal ini hafalan siswa disetorkan kepada guru. Sehingga guru bisa menilai seberapa kuat hafalan sang murid, untuk kemudian dijadikan bahan penilaian sekaligus evaluasi agar lebih baik ke depannya.

Ada beberapa alasan mengapa google classroom dinilai efektif sebagai media untuk melakukan pembelajaran, yang dalam hal ini menghafal. Pertama, di Gcr, guru dapat membuat ruang kelas yang berbeda-beda, misalnya kelas untuk setor hafalan surat al-kafirun, kelas berikutnya untuk surat al-lahab, dan begitu seterusnya. Kedua, hafalan dapat terhimpun dengan rapi. Berbeda halnya dengan platform lain semisal whatsapp yang nantinya bakal tercampur dengan pesan lain, maka Gcr tidak begitu. Hanya ada jawaban tugas yang dapat dikirim oleh siswa kepada guru melalui ruang kelas yang sudah disediakan. Ketiga, Guru dapat mengatur tenggat waktu di Gcr sehingga setor hafalan dapat terjadwal dengan baik. Siswa yang terlambat mennyetor hafalan maka akan terlihat jelas, tidak ada yang terlewat. Keempat, guru dapat memberi nila secara langsung. Agak mirip dengan penilaian manual, Gcr hanya versi virtual. Terakhir, hasil download tidak masuk memori internal smartphone, hanya tersimpan di memori aplikasi, sehingga tidak memerlukan memori internal dengan kapasitas besar.


Baca juga:  Gendewa Penyemangat Para Pejura

Di sisi lain dari keunggulan yang sudah dipaparkan, sudah barang tentu platform ini juga memiliki kekurangan. Pertama, dan cukup serius, yaitu tidak bisa memantau apakah siswa benar-benar menyetor hafalan berdasar ingatannya atau sekadar menyetor hasil membaca tulisan lalu direkam. Maka, guru harus tau karakter siswa-siswanya terlebih dahulu. Kedua, agaknya perlu waktu yang yang tidak sebentar sampai siswa dapat memahami betul fitur-fitur yang ada di google classroom. Untuk masalah pertama bisa diatasi dengan mensyaratkan: siswa harus memejamkan mata ketika merekam setor hafalan, atau bisa juga dengan penutup mata menggunakan kain dan lain sebagainya.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Google Classroom dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hafalan para siswa di masa pandemi. Semoga.

Baca juga:  Perpustakaan Digital, Sarana Literasi Zaman Now

 

Oleh:

Murtimah S. Pd.I

Guru PAI SD N 01 Belik

Kec. Belik, Kab. Pemalang