Google Meet, Power Point, dan Video Tingkatkan Keterlibatan Belajar Siswa

Evi Suprihatin Handayani, S.Pd.

Sesuai instruksi dari pemerintah pusat, selama pandemi covid-19 pemerintah daerah harus menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring ini diberlakukan secara menyeluruh, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Seluruh siswa dan mahasiswa diharuskan belajar secara daring dari rumah. Hal ini sedikit-banyak mempengaruhi kelancaran proses belajar-mengajar.

Beberapa kendala pun muncul. Keterlibatan siswa yang dalam pembelajaran tatap muka tergolong cukup tinggi menjadi menurun. Padahal, keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Keterlibatan siswa (student engagement) terbagi menjadi tiga aspek, yaitu: 1) keterlibatan perilaku (behavioral engagement), 2) keterlibatan emosi (emotional engagement), dan 3) keterlibatan kognitif (cognitive engagement) (Frederick, 2004).

Keterlibatan perilaku adalah ketika siswa menunjukkan tingkah laku positif, seperti mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, dan menaati norma-norma yang berlaku di kelas. Keterlibatan emosi mengacu pada ketertarikan atau rasa bosan siswa di sekolah, termasuk ketertarikan atau rasa bosan pada guru, teman, atau proses pembelajaran. Keterlibatan kognitif adalah keterlibatan yang spesifik seperti mencoba memahami pelajaran, ataupun fleksibel dalam menyelesaikan masalah.

Baca juga:  Kopi Tingkatkan Hasil Belajar Perkalian

Pada masa pandemi covid-19 ini, keterlibatan belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 8 Semarang di mata pelajaran matematika tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa perilaku siswa yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di kelas. Antara lain, karena tidak perlu hadir di sekolah, beberapa siswa bangun kesiangan atau lupa jadwal pelajaran, sehingga terlambat masuk ke kelas daring. Ada pula yang sudah masuk kelas daring tetapi hanya pasif saja sepanjang proses pembelajaran. Bahkan beberapa siswa ditengarai meninggalkan pembelajaran dengan terus mengaktifkan ponselnya di kelas. Akibatnya, beberapa siswa tertinggal di pokok bahasan tertentu. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena pokok bahasan yang telah dipelajari akan menjadi prasyarat bagi pokok bahasan berikutnya.

iklan

Keterlibatan siswa dalam pokok bahasan Persamaan Nilai Mutlak sangat rendah ketika diminta untuk menggambar grafik fungsi nilai mutlak. Padahal, saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, hanya ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan. Namun ternyata, dari 36 siswa itu hanya 3 orang saja yang segera mengerjakan tugas dan mengirimkannya untuk dibahas di kelas. Selebihnya hanya menunggu hasil pembahasan untuk disalin.

Baca juga:  Pancing Karakter Siswa dengan TOPKAR pada Pembelajaran IPA

Dengan adanya kasus tersebut, guru dituntut untuk mengelola kelas dengan lebih menarik. Siswa akan termotivasi untuk selalu hadir di kelas tepat waktu bila pembelajaran dilaksanakan dengan komunikasi dua arah secara real time. Dalam mengatasi hal ini, guru memanfaatkan Google Meet untuk proses komunikasi real time, sehingga kasus siswa terlambat masuk kelas daring bisa diminimalisir. Keterlambatan ini dapat diminimalisir karena guru dapat memanggil setiap siswa satu per satu untuk memastikan kehadiran mereka di kelas.

Selain itu, Google Meet juga dapat menyajikan materi dengan mode membagikan layar kepada audiens. Ini dapat dimanfaatkan guru untuk menyajikan materi yang telah disusun dalam bentuk video maupun slide presentasi Power Point. Video maupun slide presentasi yang disajikan secara menarik dan dinarasikan secara tepat sangat membantu mempermudah siswa memahami materi.

Baca juga:  PJJ Daring Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Mengajar di Sekolah

Slide presentasi digunakan untuk membantu guru menarasikan konsep saat menyajikan materi. Setelah proses pembelajaran menggunakan Google Meet yang menyajikan slide presentasi, siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru terkait materi yang kurang dipahami. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru membuatkan video tersendiri. Video dibuat untuk memperjelas cara menyelesaikan soal, langkah demi langkah secara urut, disertai narasi yang mudah dipahami. Kemudian guru mengirimkannya saat itu juga, sehingga siswa dapat mengaplikasikan langkah-langkahnya dalam penyelesaian soal latihan.

Ternyata, siswa cukup antusias mengikuti proses pembelajaran. Tingkat keterlambatan siswa masuk kelas menurun tajam. Prosentase siswa yang mengerjakan soal latihan meningkat sesuai harapan. Bila ada materi yang kurang dipahami pun siswa mau mengajukan pertanyaan. Dengan demikian, keterlibatan siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 8 Semarang dalam proses pembelajaran daring menggunakan Google Meet, Power Point dan video untuk pokok bahasan Persamaan Nilai Mutlak dapat ditingkatkan.

Oleh: Evi Suprihatin Handayani, S.Pd.

Guru Matematika SMA Negeri 8 Semarang

iklan