Fisika adalah mata pelajaran yang paling sulit dan membosankan bagi siswa bahkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran fisika terbukti pada saat UNBK Program mata pelajaran pilihan Fisikalah yang paling sedikit dipilh anak dan yang paling tragisnya nilai rata rata fisika juga paling rendah diantara mapel yang lain (Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nilai rata rata UNBK SMA/MA). Perlu diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, selain penguasaan materi yang disampaikan juga kualitas pembelajaran dalam KBM.
Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi agar anak memperhatikan apa yang kita sampaikan bahkan tertarik dan menyenangkan saat belajar fisika. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru banyak mendominasi pembicaraan kelas. Kenyataannya, Carsen (1993; dalam Rodrigues & Bell, 1995) menunjukkan bahwa guru-guru menggunakan strategi pembelajaran untuk membatasi pembicaraan peserta didik ketika pembelajaran materi subyek yang asing bagi peserta didik. Guru cenderung lebih banyak dan lebih lama berbicara ketika pembelajaran topik-topik yang asing bagi peserta didik,
Hal tersebut menyebabkan peserta didik serasa asing dengan materi fisika ditambah guru dalam penyampaiannya hanya ceramah dan monoton sehingga banyak siswa yang enggan dengan pelajaran fisika bahkan aktivitas belajar fisika menurun dan berefek pada hasil belajar ulangan harian belum mencapai KKM.
Hal itu terjadi pada siswa-siswa di SMA Negeri 1 Godong pada umumnya dan pada siswa kelas XI MIPA pada khususnya, hasil ulangan harian mata pelajaran fisika belum mencapai nilai KKM (70) nilai rata-rata yang didapat anak adalah 4,18, penulis mencoba bertanya kepada guru-guru fisika di SMA Negeri 1 Godong ternyata hasilnya tidak jauh beda kisaran 4,0 sd 4,4 masih dibawah KKM.
Dari kondisi tersebut penulis berusaha mencari terobosan pendekatan pembelajaran yang dapat menyenangkan dan memotivasi belajar siswa agar dapat meningkatkan hasil prestasi belajarnya.
Dengan pendekatan belajar melalui Group Investigasi diharapkan dapat memotivasi belajar fisika yang menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran Group Investigasi adalah pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dengan pembelajaran Group Investigasi ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pada pemecahan masalah.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Group Investigasi yaitu a) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen 5-6 siswa per kelompok. b) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk diberi tugas materi secara kooperatif . Dalam hal ini Guru berperan sebagai pembimbing yang memberi saran dan kritik serta memotivasi siswa dalam pemecahan masalah. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi yang memungkinkan terjadi interaksi antar siswa dan kerja sama untuk mendapatkan kesimpulan. Agar diskusi kelas semakin optimal diharapkan semua siswa terlibat didalamnya bisa memberikan gagasan, ide, bertanya, bahkan menanggapi pendapat kelompok lain atas bimbingan guru. c) Klarifikasi hasil kerja kelompok berupa pendapat dan kesimpulan. d) Pemberian penghargaan/aplous kepada siswa yang sering berpendapat, bertanya dan juga kelompok dengan hasil terbaik. e) Pemberian soal evaluasi secara mandiri individual pada akhir kegiatan untuk mengetahui hasil belajar dari pembelajaran tersebut.
Kesimpulan dengan menggunakan Pembelajaran Group Investigasi suasana belajar lebih hidup karena aktivitas siswa dalam mengikuti KBM lebih meningkat dan target pembelajaran dapat tercapai . Disarankan Guru fisika dapat menggunakan pembelajaran Group Investigasi untuk meningkatkan hasil belajar fisika, Hal ini perlu disesuaikan dengan SK-KD materi yang kita ajarkan.
Tri Adisusanto, S.Pd
Guru Fisika SMA N 1 Godong
