Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.. Menurut Anthony Robbins (dalam Trianto, 2010:15) belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara suatu pengetahuan yang baru.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari. IPA itu penting karena sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari. Belajar IPA sejak SD dimulai dengan memperkenalkan alam dengan melibatkan lingkungan untuk memperkaya pengalaman siswa. Siswa akan belajar bereksperimen, bereksplorasi dan menginvestigasi lingkungan sekitarnya sehingga anak mampu membangun suatu pengetahuan yang nantinya dapat digunakan ketika ia dewasa nanti. Dalam proses belajar mengajar, yang paling berperan adalah cara guru mengajar yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa. Dalam hal ini metode atau model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan media yang relevan akan mempermudah siswa untuk memahami materi. Metode atau model pembelajaran yang akan digunakan dapat memberikan semangat agar siswa menjadi lebih semangat dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang mendukung tecapainya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri Kandangan, Temanggung khususnya dalam materi Energi kurang mencapai hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan siswa kesulitan memahami konsep Energi, yang disebabkan semangat belajar siswa rendah terbukti dari keterlibatan siswa dalam pembelajarannya. Sejalan dengan itu maka salah satu untuk mengatasinya adalah dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu tipe pembelajan yang menekankan pada partisipasi dan dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran.
Menurut Arifin dan Afandi (2015:13) group investigation (GI) merupakan pembelajaran dimana siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik/ sub topik maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi dan model ini menuntut para siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam arti bahwa pembelajaran investigasi kelompok itu model yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari buku pelajaran, masyarakat, internet.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe GI awalnya guru menjelaskan tentang model pembelajaran GI dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah pertama siswa dibagi dalam beberapa kelompok, para siswa menelaah sumber – sumber informasi, memilih topik dan guru memfasilitasi dalam memperoleh infomasi. Langkah kedua merencanakan tugas – tugas belajar, direncanakan secara bersama -sama oleh para siswa dan kelompok masing – masing, yang meliputi apa yang diselidiki, bagaimana cara melakukannya, pembagian kerja dan tujuan investigasi. Langkah ketiga menyiapkan laporan akhir, anggota- anggota kelompok menentukan dan merencanakan membuat laporan. Langkah keempat mempresentasikan laporan akhir. Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelompok dalam berbagai macam bentuk, bagian – bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lain). Pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kreteria yang telah ditentukan. Pada bagian akhir evaluasi, para siswa berbagi mengenai balikan terhadap materi yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman- pengalaman efektifnya, guru dan siswa berkolaborasi untuk mengevaluasi pembelajaran.
Menurut Primarindha (2012:62) kelebihan model group investigation dapat melatih siswa menerima pendapat orang lain, bekerja sama dengan teman berbeda latar belakang, membantu memudahkan siswa menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan prosess sains siswa. Berarti dengan pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA yaitu siswa menjadi giat, lebih termotivasi, aktif, semangat, berani mengemukakan pendapat dan dapat menyelesaikan tugas – tugas kompleks serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah.
Oleh :
Iin Muyasaroh,S.Pd.SD.
Guru SD Negeri Kandangan, Temanggung