Di masa pandemic yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, merupakan beban bagi setiap negara didunia dan pandemic ini berdampak pada semua bidang kehidupan. Tidak hanya bidang ekonomi yang semakin hari semakin sulit untuk ditingkatkan tapi dunia pendidikanpun juga berdampak sangat besar. Guru yang tidak bisa bertemu bertatap muka secara langsung menyebabkan metode pembelajaran yang digunakan juga harus berubah 360 derajat. Beberapa metode pembelajaran daring dengan menggunakan beberapa aplikasi melalui google classroom, Zoom meeting, MS 365, atau sekedar membuat group whatsapp (WA) semua dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk tetap bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manuasia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan, kebermanfaatan bagi dirinya, bangsanya dan masyarakatnya, juga untuk kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Ki Hajar Dewantoro 1965). Untuk menjalankan peran mendidik ini diharapkan guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar peserta didik tidak bosan, dan selalu termotivasi untuk belajar, terlebih dalam diri peserta didik muncul rasa kangen untuk selalu bertemu dengan guru atau mata pelajaran favoritnya. Inilah yang sekarang menjadi harapan dan impian para guru kepada semua peserta didiknya.
Salah satu upaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran adalah dengan melakukan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). GSM merupakan gerakan perubahan dari akar rumput yang melibatkan guru dan masyarakat untuk melakukan transformasi terhadap sekolah agar menjadi tempat yang dirindu siswa, sehingga siswa leluasa dalam mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka.
SMK Negeri 1 Pringapus adalah salah satu sekolah yang berupaya untuk melakukan dan mengimplementasikan Gerakan sekolah menyenangkan kedalam proses mendidik peserta didiknya. Menciptakan suasana yang menyenangkan saat pembelajaran atau saat peserta didik harus mengerjakan tugas dari bapak/ibu guru yang banyak, atau bahkan saat peserta didik harus mengikuti dan mengerjakan penilaian akhir semester adalah hal yang wajib dilakukan guru meskipun tidak dapat bertatap muka secara langsung. Guru dituntut bisa memahami kondisi yang dialami oleh peserta didik termasuk kendala-kendala yang dialaminya. Kebosenan mengikuti daring, malas mengerjakan tugas, sulit mengerjakan PAS (penilaian akhir semester) dan lain-lain harus bisa dipecahkan oleh guru. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk terus bisa memotivasi peserta didiknya adalah dengan melakukan top selfie/ selfie contest. Selfie contest ini dilakukan saat peserta didik mengikuti PAS dengan membuka link yang dibuat dari google form. Setiap peserta didik mulai dari kelas 10, 11 dan 12 dari semua jurusan diberi kesempatan yang sama untuk mengikuti selfie contest pada saat presensi pagi hari. Kriteria penentuan yang bisa menjadi juara dari selfie contest ini bukan dari nilai yang dicapai terhadap mata pelajaran tapi kesungguhan/antusias mengikuti PAS, bisa melalui ekspresi wajah yang ceria, gaya saat mengerjakan, pakaian yang dipakai, atau kebanggaan menjadi peserta didik SNIPER. Foto dari masing-masing peserta didik dikirim lewat link presensi harian PAS. Setiap hari tim panitia PAS akan melakukan pemilihan pemenangnya. Bagi pemenang juara 1 akan mendapat imbalan pulsa Rp 20.000,00. Dengan metode seperti ini diharapkan peserta didik di SMKN 1 Pringapus tetap bisa semangat mengikuti PAS meskipun dilakukan secara daring. PAS bukanlah hal yang harus ditakuti, bukan hal yang harus dihindari.
Oleh :
Elvi Nuryani, S.Pd
Guru PKK SMKN 1 Pringapus