Keberhasilan tujuan pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya interaksi sosial dan emosional yang menyenangkan antara guru dengan siswa, proses belajar mengajar itu sendiri, apakah melibatkan keaktifan siswa atau tidak, juga adanya fasilitas pendukung berupa media belajar atau alat peraga. Semua faktor tersebut berperan mewujudkan tercapainya kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap siswa. Hasil evaluasi yang dilakukan guru menunjukkan siswa mempunyai kemampuan yang rendah dalam belajar matematika. selain itu pembelajaran yang berpusat pada guru, berakibat proses belajar matematika masih monoton dengan pemberian toeri, dilanjutkan dengan pemberian contoh-contoh soal dan diakhiri dengan evaluasi dirasa belum menjadi pilihan cara belajar yang efektif. Padahal menurut Marpaung (2006:6) pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menekankan pada bagaimana agar peserta didik mampu belajar cara belajar (learning how to learn), dan melalui kreatifitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yag menyenangkan (joyfull learning)
Pembelajaran matematika materi bangun ruang prisma dan limas masih dirasa kurang bisa dipahami siswa kelas VIII di SMP N 1 Japah. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya pemahaman siswa tentang bagian-bagian bangun prisma dan limas. Untuk membantu siswa belajar memahami bagian-bagian dari bangun prisma dan limas, siswa membuat APEK (alat peraga edukasi karton) dengan Gudis (Guided Discovery) learning atau metode pembelajaran penemuan terbimbing. Hudojo (1984:5) menyatakan bahwa siswa memerlukan bimbingan setapak demi setapak untuk mengembangkan kemampuan memahami pengetahuan baru melalui instruksi lisan atau tulisan untuk memperlancar belajar suatu konsep atau hubungan-hubungan matematika, sehingga pembelajaran penemuan terbimbing melibatkan aktivitas guru dan siswa secara maksimal melalui kegiatan aktif siswa dan guru secara bertahap. Teori yang melandasi model penemuan terbimbing adalah teori scaffolding dari Vygotsky yaitu bantuan kognitif yang diberikan oleh orang yang lebih ahli agar anak lebih cepat mempelajari suatu pengetahuan atau ketrampilan baru. Bimbingan yang diberikan membuat anak berusaha menemukan pengetahuan sendiri, sebaliknya tanpa bimbingan akan menjadikan sulitnya suasana belajar
Dalam proses belajarnya , guru membuka pembelajaran dengan menyajikan tujuan dan fokus dari belajar. Permasalahan sehari-hari yang disajikan diharapkan dapat menarik perhatian dan mengaktifkan pengetahuan awal. Selanjutnya siswa diajak melakukan pengamatan dan komparasi dari contoh-contoh model bangun prisma dan limas pada lembar kerja peserta didik sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dan mendorong terjadinya interaksi sosial dalam kelas belajar. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menemukan pola-pola dan konsep bangun prisma dan limas melalui pembuatan model-model bangun ruang prisma dan limas dengan menggambar jaring-jaringnya terlebih dahulu, kemudian dibuat modelnya menggunakan karton. Siswa diarahkan dapat menyusun deskripsi tentang ciri-ciri dan karakteristik bangun runag prisma dan limas. Model bangun yang dibuat dilengkapi garis-garis tinggi pada permukaannya. sehingga terlihat perbedaan ukuran tinggi bangun yang akan dipakai pada perhitungan luas permukaan dan ukuran tinggi bangun yang digunakan pada perhitungan volume. Diharapkan kesalahan yang sering dilakukan siswa pada perhitungan luas permukaan dan volume dapat diminmalisir dengan melihat perbedaannya pada model yang sudah dibuat. Aplikasi dari metode belajar terbimbing dengan alat peraga karton ini dapat digunakan siswa untuk menhingkatkan pemahaman mereka tentang konsep bagian-bagian bangun ruang prisma dan limas sehingga dapat digunakan dalam perhitungan luas permukaan dan volumenya.
Oleh: Nuraida Fitriani, S.Si
Guru Matematika SMP N 1 Japah