Masa pandemi Covid19 telah menyebabkan terhambatnya segala aktivitas di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Sering kita jumpai orang tua yang berkeluh kesah tentang sekolah anak mereka. Sering pula saya jumpai ketika berpapasan dengan mereka lalu menanyakan “Bu, kapan bisa sekolah lagi?” Para orang tua nampaknya mulai kerepotan melihat anak-anak yang akhirnya harus merasakan sekolah di rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh sebagai dampak dari pandemi ini. Kebijakan Pemerintah yang akhirnya membuat belajar tatap muka harus dilakukan secara daring. Tidak hanya merepotkan orang tua siswa, kebosanan juga pasti dirasakan oleh siswa selama belajar secara daring. Pendidik pun kerepotan karena harus menyiapkan metode pembelajaran daring yang notabene baru dialami oleh pendidik.
Namun, masa pandemi Covid19 bukan berarti menghentikan kegiatan pembelajaran, karena bagaimanapun kegiatan pembelajaran harus terus berjalan. Siswa berhak mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya. Dan guru tetap berkewajiban untuk menunaikan segala tupoksinya sebagai pendidik. Untuk itu diperlukan upaya antara pendidik dan orang tua untuk bekerjasama membangun kembali karakter siswa, sehingga siswa kembali bersemangat mengikuti pembelajaran daring. Banyak aplikasi yang dapat digunakan melalui kegiatan daring, salah satunya adalah WhatsApp. Tetapi, dalam penerapannya masih banyak mengalami kendala, antara lain kesulitan memperoleh signal di beberapa tempat dan alasan yang paling mendasar ialah keadaan ekonomi orangtua/wali murid yang sebagian besar tidak mampu. Hanya sedikit yang memiliki HP android dan tidak mampu membeli kuota secara rutin, sehingga guru mengalami kesulitan dalam memantau kegiatan pembelajaran. Meskipun kegiatan daring tidak dapat berjalan efektif bukan berarti guru harus menyerah dan berhenti mengajar dari keadaan ini
Guling (Guru Keliling) salah satu alternatif kegiatan pembelajaran secara luring yaitu melalui tatap muka. Guru berkeliling ke rumah Siswa yang dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil. Yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa dalam setiap kelompoknya. Dari beberapa kelompok tersebut guru melakukan penjadwalan secara terprogram dan berkelanjutan. Guru mengunjungi kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bersama. Kegiatan yang diawali dengan berdoa, kemudian guru menanyakan kabar siswa hari itu dan melakukan presensi untuk mendata kehadiran siswa. Setelah itu guru membuat kesepakatan dengan siswa tentang aktivitas yang akan dilakukan hari itu. Dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi, di mana siswa diajak tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran. Agar belajar lebih menyenangkan, guru bisa mengajak siswa melakukan pengamatan terhadap di lingkungannya seperti; melihat video di Youtube, melihat gambar di buku, atau pengalamannya sehari-hari terkait materi. Di akhir kegiatan pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama-sama.
Selama kegiatan Guling, siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran. Guling membuat siswa merasa lebih senang dan bersemangat dalam belajar, bahkan menjadi obat kerinduan karena bisa bertemu dengan guru dan teman-temannya. Guling diharapkan memberikan nuansa yang berbeda dan menyenangkan bagi siswa. Belajar menyenangkan memberi ruang bagi siswa untuk merdeka dalam belajarnya dan mampu mengekspresikan segala kreatifitasnya. Kita berharap mudah-mudahan pandemi Covid19 dapat segera teratasi penyebarannya. Sekolah kembali berfungsi sebagaimana mestinya di mana guru dan siswa dapat belajar secara tatap muka dengan semangat dan menyenangkan seperti sediakala. Aamiin.
SARI WAHYUNINGSIH, S.Pd.SD
GURU KELAS SDN 1 KALANGBANCAR KEC. GEYER KAB. GROBOGAN