Pemilihan dan penggunaan metode penyampaian materi layanan bimbingan yang tepat sangat menentukan keberhasilan tujuan layanan yang dibawakan oleh seorang guru pembimbing. Berdasarkan kurikulum 2013, salah satu tugas pokok guru BK adalah memberikan bimbingan secara klasikal yang terjadwal. Hal ini sering membuat beberapa guru pembimbing mati gaya di depan siswanya, karena tidak kaya dengan metode mengajar. Mereka dalam menyampaikan materi layanan lebih banyak menggunakan metode ceramah, yang membuat siswa bosan, mengantuk dan akhirnya timbul rasa malas mengikuti materi BK. Ingat, guru pembimbing tidak mempunyai senjata (nilai) seperti guru mata pelajaran, sehingga guru BK dituntut kreatif menciptakan berbagai metode layanan agar siswa berminat mengikuti semua materi layanan yang diberikan, bahkan mau dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan BK yaitu mencapai tugas perkembangan anak , remaja dan dewasa sesuai dengan usianya.
Selain itu, kita sebagai guru pasti merasa senang apabila mendapatkan kelas aktif dan hidup karena adanya komunikasi dua arah, dibandingkan dengan mengajar di kelas yang pasif. Hal ini dapat diciptakan dengan metode mengajar yang kreatif. Dalam kesempatan ini, penulis menawarkan metode Game Ular Tangga (GUT) untuk meningkatkan Keberanian Berpendapat (KB) siswa.
Game ular tangga sendiri sebuah permainan yang tidak asing bagi anak-anak, yang sebenarnya sebuah simulasi untuk curah pendapat. Disini lebih ditekankan pada pemecahan masalah. Adapun topik dalam pembelajaran ini menekankan pada pembahasan kasus, hukuman dan hiburan. Pembahasan kasus dapat diambil dari masalah yang sering terjadi di masyarakat, sedangkan yang dimaksudkan hukuman disini lebih mengarah pada hafalan pasal yang ada pada butir UUD 1945 atau peraturan yang berhubungan dengan materi yang dibahas, sedangkan hiburan disini lebih ditonjolkan pada penampilan bakat siswa, contoh, menyanyi, baca puisi atau melawak.
Untuk bermain ulat tangga satu kelompok membutuhkan satu media berupa beberan, kartu tugas yang berisi pertanyaan, perintah atau kasus, kartu jawaban dari kartu tugas, serta satu buah dadu sebagai alat penentu langkah. Dalam permainan ini kartu tugas berjumlah 16 untuk tiap-tiap kelompok, untuk ketua dan sekretaris tidak mendapatkan kartu tugas. Untuk kartu jawaban dipegang oleh ketua, boleh dibuka hanya untuk mencocokkan jawaban anggota kelompok. Metode yang digunakan dalam teknik permainan ular tangga ini antara lain, curah pendapat, ceramah, tanya jawab, peragaan, diskusi kelompok dan simulasi. Karena untuk menyembuhkan ketakutan mengeluarkan pendapat, maka khusus untuk metode yang saya tawarkan menggunakan diskusi kelompok. Dimana satu kelas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yang masing-masing kelompok mempunyai anggota delapan orang, yang dibagi menjadi fasilitator, sekretaris, pemain, dan nara sumber.
Fasilitator bertugas memberikan penjelasan dan memimpin teknik permainan ular tangga, sekretaris bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama permainan ular tangga serta menyimpulkan pemecahan masalah, pemain secara bergilir mengemukakan masalah dan pemecahan masalah, sedangkan nara sumber bertugas menjawab pertanyaan, memberi penjelasan pemecahan masalah dan penyimpulan atas pokok masalah yang dibahas. Permainan ular tangga ini dibatasi oleh waktu. Adapun rincian waktu yang dipakai sesuai dengan kesepakatan bersama.
Dengan game ular tangga ini saya merasa terbantu, kelas menjadi hidup, siswa aktif, ada yang menyanggah pendapat teman, dan ada pula yang membetulkan. Bagi siswa yang tadinya minder mengemukakan pendapat, dengan bermain ular tangga ini dapat berubah menjadi berani berbicara di depan teman-temannya.
Betty Indah Daluliyah,S.Pd,M.MPd
Guru SMP Negeri 1 Purworejo