Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum nasional menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa secara baik dan benar yang meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat jenis keterampilan tersebut saling terkait satu dengan lainnya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia disuguhkan kepada siswa bertujuan untuk melatih siswa terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasannya secara kritis, kreatif, dan inovatif. Namun kenyataannya, banyak guru terjebak dalam tatanan konsep sehingga pembelajaran cenderung menggunakan model pembelajaran berpusat pada guru (teacher based learning). Untuk itu diperlukan strategi tepat guna agar pembelajaran Bahasa Indonesia semakin baik dan optimal meskipun banyak hambatan dan tantangan. Kondisi demikian terjadi pula di SDN 01 Wiyorowetan.
Salah satu solusi untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada penguasaan kemampuan berbahasa. di kelas 1 tahun pelajaran 2020/2021 SDN 01 Wiyorowetan pada materi ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain adalah menggunakan model pembelajaran Habit Forming.
Menurut Aris Shoimin (2014:83) model pembelajaran Habit Forming adalah model pembelajaran yang konsisten dan terprogram. Konsisten dalam pembinaan akhlak, kemampuan berbahasa, dan ritual ibadah (pembiasaan: sholat tertib dan tepat waktu, minggu bahasa, bersikap, dan bertutur kata yang sopan). Terprogram menjalankan kegiatan pembinaan secara rutin dan periodik (pembiasaan: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan). Dengan demikian, metode pembiasaan dilakukan dengan cara bertahap dan ada proses untuk mencapai sebuah tujuan yang baik.
Adapun tujuan metode Habit Forming di sekolah adalah untuk melatih dan membiasakan siswa secara konsisten dan continue serta berkesinambungan dengan sebuah tujuan. Metode ini juga bertujuan untuk menanamkan pembiasaan diri yang baik bagi siswa sehingga menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan di masa depan.
Langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan pada model pembelajaran Habit Forming adalah: 1) Pembiasaan pada siswa biasanya dilakukan secara terus-menerus dan dibutuhkan seseorang untuk menjadi contoh atau teladan. 2) Guru harus mengajak dan bersama-sama melakukan pekerjaan ini. Dalam hal ini guru sebagai pendidik mempunyai peran yang sangat penting untuk selalu mengingatkan, menjadi teladan, dan mengawasi siswa untuk melakukan pembiasaan.
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.. Pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian secara terus-menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan, sebab pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa siswa agar melakukan sesuatu secara otomatis, melainkan agar siswa dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. Sedangkan pengawasan hendaknya dilakukan dengan mengingat usia siswa dan perlu ada keseimbangan antara pengawasan dan kebebasan.
Model pembelajaran Habit Forming menjadikan proses pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Siswa mampu melaksanakan pembiasaan yang baik dengan senang hati tanpa harus diperintah. Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal terutama pada penguasaan kemampuan berbahasa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia.
Oleh
Widiyaningrum Dewi, S.Pd.
SDN 01 Wiyorowetan
Kec. Ulujami Kab. Pemalang
