JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Menghadiri Deklarasi Pemenangan Partai Demokrat di Semarang, Calon Gubernur Jateng No. Urut 2, Ahmad Luthfi, dengan suara bergetar tiba-tiba meminta para hadirin menundukkan kepala sejenak untuk berdoa.
“Mohon bapak ibu menundukkan kepala sejenak, semoga saya tidak nangis, lihat partai Demokrat ini saya tiba-tiba ingat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Pak SBY. Saya ingat almarhumah Bu Ani. Mari kita doakan beliau qusnul khotimah,” kata Mantan Kapolda ini.
Ahmad Luthfi melanjutkan, antara Bu Ani dan isterinya punya riwayat sakit yang sama. Masuk rumah sakit yang sama. Hingga akhirnya dua-duanya diambil yang Maha Kuasa.
“Bu Ani dengan almarhum isteri saya sakitnya sama, di RS yang sama, kami dengan Pak SBY setiap hari berdua menunggui istri berjuang melawan sakit,” tuturnya.
Sampai Pak SBY dengan dirinya saling memberi semangat. Kehadiran keduanya di samping isteri yang sakit diharapkan menjadi contoh orang lain.
“Kata pak SBY, dik Luthfi kita harus menjadi contoh, doakan saya kuat,” lanjutnya.
Luthfi mengaku sampai sekarang masih ingat peristiwa itu. Manusia tidak pernah menyanyangka kapan akan diambil nyawanya.
“Saya punya chemistry lama sama beliau. Saya sebelum maju ini sowan beliau di Pacitan. Kami ketemu belum bicara sudah nangis bareng. Ingat sama-sama mendampingi isteri di RS,” katanya lagi.
Hingga akhirnya Luthfi meminta ijin untuk maju calon gubernur Jawa Tengah.
“Bapak nuwun sewu, kami minta restu maju Calon Gubernur Jawa Tengah. Beliau masih dengan posisi nangis menjawab. Jenengan sama persis saat saya minta doa restu kepada Pak Harto untuk nyapres. Jawab pak Harto saya tidak hanya memberi doa restu, tetapi membantu lahir batin. Itu juga yang saya berikan jawaban saya kepada Dik Luhfti,”kata Luthfi menirukan SBY. (*)