Head and Hand Permudah Belajar Pola Bilangan

Nur Farida, S.Pd

Organ – organ tubuh seperti kepala dan tangan adalah media yang sangat mudah digunakan. Kepala dan tangan selalu dibawa kemanapun dan peserta didikpun sudah tidak asing lagi dengan organ tubuh ini.  Alatnya tidak perlu dibeli, tidak pernah ketinggalan, atau terlupa di mana menyimpannya. Sedangkan menurut Zaeni (2010:40) Head And Hand merupakan metode pembelajaran dimana siswa menggunakan organ tubuh seperti kepala dan tangan  untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Head And Hand dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti Kepala Dan Tangan.

Adapun langkah langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pertama, Guru menjelaskan tujuan dan materi tentang pola bilangan, dilanjutkan membagi siswa kedalam kelompok. Kedua, Head digunakan untuk bilangan yang digunakan sebagai acuan. Ketika mengucapkan bilangan acuan, siswa memegang kepala. Ketiga, Hand digunakan untuk menjumlah selisih bilangan acuan dengan bilangan berikutnya (bilangan yang tempat atau kedudukannya paling dekat dengan bilangan acuan (Head). Ketiga, siswa yang mendapat jatah sebagai kelompok head berbaris paling awal untuk membentuk deret pola bilangan, missal : 1, 4,7, sedangkan siswa dengan kelompok hand bertugas untuk menjawab selisih bilangan (lompatan bilangan) dengan membuat kelompok berpegangan tangan sesuai dengan selisih bilangan pada kelompok head. Setelah selesai, posisi kelompok bergiliran sehingga mereka mendapat peran yang sama. Terakhir, Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran tentang pola bilangan.

Baca juga:  Metode Cooperative Script dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Materi Menyimak Cerita

Pembelajaran Matematika dengan metode pembelajaran Head and Hand pada siswa kelas I SDN 02 Bulu Kec. Petarukan dapat mengembangkan dan melatih sikap, nilai dan keterampilan siswa. Siswa tidak hanya menyerap materi yang diberikan guru, namun siswa dapat memahami materi yang dipelajari dan mampu menjawab serta menyelesaikan pertanyaan dengan baik. Dilihat dari ketuntasan klasikal hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 53,2% meningkat menjadi 82,7%, dengan demikian indikator keberhasilan telah tercapai dengan baik. Selain itu kegiatan pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.

Nur Farida, S.Pd

iklan

Guru SDN 02 Bulu Kec. Petarukan Kab. Pemalang

iklan