spot_img
26.6 C
Semarang
Kamis, 26 Juni 2025
spot_img

Konsultasi Perbedaan Data, Pansus Covid DPRD Jateng Kunjungi Satgas Covid Pusat

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Pansus Penanggulangan Covid-19 DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja konsultasi mencari data dan masukan guna pembahasan dan penajaman terkait penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Pansus Penanggulangan Covid-19 DPRD Jateng, Abang Baginda Muhammad Mahfudz Hasibuan mengatakan, kunjungan kerja dilaksanakan pada tanggal 5 September 2021 sampai 7 September 2021 dipimpin Ketua Pansus dan Wakil Ketua Pansus dan dihadiri oleh anggota Pansus, serta di damping tenaga ahli da staf Sekretariat DPRD.

Kunjungan kerja pertama dilaksanakan di Sekretariat Satgas Covid-19 Pusat pada Senin (6/9/2021) kemarin bertempat di Sekretariat Satgas Covid-19 Pusat, diterima Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Pemerintah Pusat, Heri Triyanto bersama jajaran dan Tim Ahli.

“Pembentukan pansus penanggulangan ini merupakan bentuk dari kepedulian DPRD Jawa Tengah, sebagai penyelenggara pemerintahan daerah. Di mana Jawa Tengah, terdapat beberapa permasalahan diantaranya, adanya gap antara data di pusat dan di daerah,” ujarnya dihubungi Jateng Pos, Selasa (7/9/2021) pagi.

Selain itu, secara jumlah Jateng merupakan Provinsi yang tertinggi angka kematiannya. DPRD Jateng juga menemukan distribusi vaksin yang tidak merata di Jateng.

“Kita lihat dari angka (kasus) COVID-19, Jawa Tengah itu 3 terbesar se-Indonesia. Angkanya sekitar 420 ribu sekian. Kemudian angka kematiannya tertinggi mencapai 27,7 persen dari jumlah total. (Bahkan) lebih tinggi dari DKI. DKI yang jumlah kasusnya 400 ribu sekian, angka kematiannya justru masih di bawah Jawa Tengah. Ini yang membuat kita harus menginvestigasi ada apa dengan angka kematian di Jawa Tengah,” ujarnya.

Pansus Penanggulangan Covid-19 DPRD Jateng melakukan kunjungan kerja ke Sekretariat Satgas Covid-19 Pusat, Senin (6/9/2021), guna konsultasi perbedaan data dan masukan dalam rangka mencari solusi penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah. FOTO:IST/JATENGPOS

Selain itu, menurut Baginda tidak hanya data soal angka kasus saja, melainkan sampai ke besar penggunaan anggaran DAU. Kemudian, sebagai upaya antisipasi lonjakan kasus di kemudian hari, serta untuk menanggulangi dampak pascapandemi, terutama dampak sosial-ekonomi.

“Atas dasar itu tujuan dan harapan kami melakukan konsultasi dan kunjungan kerja ke Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pusat adalah untuk mencari solusi dan mencari pangkal beberapa permasalahan tersebut,” jelas Baginda.

Hasil pertemuan, lanjut Baginda, dalam rangka menambah dan pendalaman data terhadap kendala apa yang terjadi di daerah dalam penganan Covid-19. Dijelaskan lebih lanjut, kendala dihadapi antara lain, permasalahan data dan distribusi vaksin secara kewenangan berada di Kementerian Kesehatan. Satgas Covid-19 hanya sebagai pelaksanaan dalam menyampaikan data secara terbuka dan terarah kepada publik. Selain itu juga satgas melaksanakan tugas yang diberikan presiden.’

“Angka kematian tertinggi di Jawa Tengah, jika dihitung secara persentasi, bukan merupakan tertinggi di pulau Jawa. Merupakan angka kematian lebih tinggi dari Pusat, secara nasional sebesar 3,29% sedangkan Jawa Tengah 6,12%,” jelasnya.
.
Sementara itu, terdapat 10 kabupaten angka kasus aktif di atas rata-rata nasional 4.30%, di mana per tanggal 2 september 2021. Diantaranya Kabupaten Boyolali 13,23%, Brebes 12,80%, Purbalingga 10,20%, Kota Magelang, 9,58%, Kabupaten Pati 8,83%, Kota Tegal 7,86%, Kabupaten Blora 7,2%, Sragen 6,93%, Magelang 6,24%, Cilacap 6,05%, Karanganyat 5,84%, Demak 5,52%, Rembang 5,17% dan Banjarnegara 4.80%. Selain ini semua kabupaten/kota di bawah rata rata nasional. (muz)

spot_img

TERKINI