spot_img
31.6 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

RI Kecam Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA– Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengecam pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) dini hari.

“Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik HAMAS di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024,” demikian keterangan Kemlu RI dalam unggahan di X, Rabu (31/7).

Kemlu menegaskan serangan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat meningkatkan eskalasi konflik di kawasan.

“Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan,” pungkas Kemlu RI.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla melayangkan ucapan belasungkawa atas kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

“Pertama, saya ingin menyampaikan duka cita dan belasungkawa atas tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran hari ini,” kata Jusuf Kalla yang akrab disapa JK saat ditemui di kediamannya, dikutip dari CNN Indonesia.

“Kita kehilangan besar, rakyat Palestina, atas kepemimpinannya yang teguh dan sangat berani melawan Israel,” paparnya menambahkan.

JK merasa prihatin atas pembunuhan Haniyeh dan meyakini bahwa peristiwa ini bakal menambah ketegangan di Jalur Gaza Palestina.

Apalagi, tutur JK, peristiwa ini terjadi kala Israel dan Hamas tengah berusaha merundingkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

Sejauh ini, belum pasti siapa dalang di balik pembunuhan Haniyeh. Namun, sebagian besar pihak termasuk Hamas meyakini Israel menjadi dalang di balik serangan ini.

“Gencatan senjata belum berlangsung. Itu juga baru pembicaraan dan selalu buntu. Ini (kematian Haniyeh) pasti akan menambah ketegangan perlawanan di Gaza dan itu berarti gencatan senjata makin susah dicapai,” ucap JK.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7).

Haniyeh dan salah satu pengawalnya terbunuh setelah gedung tempat mereka menginap dibom, dikutip dari Al Jazeera, Rabu.

“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Baca juga:  Kunjungi Sri Sultan HB X, Jokowi Sempurnakan Pertemuan Politik

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan bahwa Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7).

“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, dihantam di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir,” ungkap IRGC dalam pernyatannya.

Sebelumnya, keluarga mendiang Ismail Haniyeh, sudah menjadi incaran Israel sejak kedua belah pihak berperang hingga memicu agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina pada 7 Oktober lalu.

Sebelum Haniyeh tewas dalam serangan rudal di Teheran, Iran kemarin, ketiga putranya telah lebih dulu meninggal dunia dalam serangan Israel di Jalur Gaza.

Dikutip Al Jazeera, tiga putra Haniyeh yakni Hazem, Amir, dan Mohammad tewas usai mobil yang ditumpangi mereka dibom Israel di kamp Shati Jalur Gaza pada April lalu.

Sejak agresi brutal terjadi Jalur Gaza berlangsung, sudah ada lebih dari 60 anggota keluarga Haniyeh yang tewas dibunuh Israel.

Selain ketiga anaknya, pada Juni lalu, 10 anggota keluarga Haniyeh lainnya juga tewas akibat gempuran Israel di Gaza, termasuk empat cucu sang bos Hamas yang terdiri dari tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki.

Sementara itu, putra Haniyeh yang masih hidup, Abdul Salam Haniyeh, menegaskan pembunuhan sang ayah tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel.

“Ayah saya selamat dari empat kali percobaan pembunuhan selama perjalanan hidup patriotiknya. Dan ini Allah telah menganugerahinya kesyahidan yang selalu ia harapkan,” ucap Abdul Salam menanggapi kepergian sang ayah.

“Ia sangat ingin membangun persatuan nasional dan berjuang untuk persatuan semua faksi Palestina dan kami menegaskan bahwa pembunuhan ini tidak akan menghalangi perlawanan, yang akan terus berjuang hingga kebebasan tercapai,” paparnya menambahkan.

Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) pagi waktu setempat.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, sebagian besar termasuk Hamas yakin bahwa Israel dalang di balik pembunuhan Haniyeh.

Haniyeh tengah berada di Teheran, Iran, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Ia menempati salah satu kediaman veteran perang di utara Teheran selama berada di negara tersebut.

Baca juga:  Pemprov Jateng Beri Anak Nakes Prioritas Dalam PPDB 2021

Media Iran melaporkan serangan udara menghantam kediaman Haniyeh di Teheran pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Menurut laporan media, serangan berasal dari “proyektil berpemandu udara”.

Sumber Iran yang mengatakan kepada media Lebanon pro-Hizbullah al Mayadeen menyebut proyektil tersebut ditembakkan dari luar Iran. Meski begitu, otoritas Iran belum mengonfirmasi hal ini.

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal di Palestina, terutama usai menjabat Perdana Menteri pada 2006 menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa intifada pertama.

Hukuman Keras
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan memberikan “hukuman keras” bagi Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

“Dengan tindakan ini, rezim Zionis kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri, dan kami menganggapnya sebagai tugas kami untuk membalas dendam atas darahnya karena ia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran,” kata Ayatollah dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA, dilansir AFP, Rabu (31/7).

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran juga mengatakan pembunuhan itu “akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menyakitkan.”

“Iran dan front perlawanan akan menanggapi kejahatan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan istilah yang digunakan Teheran untuk merujuk pada kelompok-kelompok militan sekutu di seluruh Timur Tengah.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang baru dilantik, juga menyatakan kegeramannya atas pembunuhan Haniyeh. Dia bersumpah akan membuat Israel “menyesali” pembunuhan tersebut.

“Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya, serta membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka,” kata Pezeshkian dalam sebuah postingan di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7).

Dia berduka atas kepergian Haniyeh yang disebutnya sebagai “pemimpin yang pemberani”. (dbs/muz)

spot_img

TERKINI