JATENGPOS.CO.ID, – Mengapa dinamakan Hoax? Sekarang ini banyak sekali berita maupun informasi yang beredar berisi tentang hoax. Kebanyakan orang akan langsung percaya berita yang beredar tanpa memastikan terlebih dahulu kebenarannya. Biasanya setelah menerima pesan yang isinya belum pasti kebenarannya, orang akan meneruskan berita tersebut kepada sanak saudara, teman, ataupun kenalannya. Pada era globalisasi yang penuh dengan teknologi canggih seperti sekarang ini, hoax berkembang menjadi tren yang sering dikirimkan melalui media sosial. Sebenarnya Apa sih “HOAX” itu?. Hoaxadalah berita palsu yang dapat memberikan kerancuan pada pemikiran manusia dan memberikan perubahan pada sikap seseorang sehingga dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan baru dalam kehidupan sehari-hari.
Berita Hoax dapat menimbulkan rasa keragu-raguan masyarakat pada pemerintah dan instansi-instansi yang terkait dalam pemberitaan yang tidak benar. Hoax dapat juga digunakan untuk mengintimidasi dan menyudutkan orang-orang yang tidak disukai. Ketidaktepatan fakta yang dimuat dalam suatu tulisan atau berita ini bukan hanya terjadi pada berita-berita politik dan media sosial saja, tetapi juga pada berbagai artikel, tabloid dan majalah. Hal ini dapat terjadi karena metode penelitian yang dilakukan membuat dampak hasil penelitian menjadi tidak pasti sehingga membuat seseorang tidak begitu mempercayainya. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang notabenenya dilahirkan dengan amanah sebagai guru harus dapat mencerna informasiserta mengkonfirmasikan kebenaran suatu berita sebelum memberikannya kepada siswa maupun orang lain. Informasi yang kita peroleh akan diolah dalam pikiran secara rasional dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu memilah dan memilih berita, bahan informasi yang kita baca, ataupun artikel-artikel mana yang paling berkualitas dan berguna untuk dibaca. Segala sesuatu yang palsu pasti akan dipandang negatif dari semua sisi, seperti uang palsu, ijasah palsu, sertifikat palsu dan dokumen-dokumen lainnya yang palsu.
Hal ini tentunya harus ditindak secara hukum oleh pihak yang berwajib.Orang-orang yang telah melanggar undang-undang pers dan merugikan orang lain dengan menyebarkan berita bohong di media sosial, media cetak maupun dari mulut ke mulut harus ditindak lanjuti oleh aparat pemerintah yang berwenang. Namun demikian ada pula “palsu” yang dapat bermanfaat bagi orang lain, seperti kaki dan tangan palsu yang dapat bermanfaat bagi mereka yang kehilangan tangan dan kaki pada waktu berjuang memjaga keamanan batas wilayah Negara Indonesiaberperang melawan pemberontak,membela tanah air atau terjadi kecelakaan yang tidak disangka sebelumnya. Ataupun rambut palsu bermanfaat bagi mereka yang ingin merubah penampilan dan menutupi kekurangan, yang tidak mempunyai rambut karena hal lain.
Berkaitan dengan berita hoax pelaku penyebaran berita palsu mungkin memiliki modus dibalik semua yang dikerjakannya, baik itu dari unsur uang, politik, pencemaran nama baik seseorang dengan tujuan untuk menjatuhkan moral dan martabat seseorang maupun dengan tujuan untuk menyebarkan unsur sara. Hal ini dapat berakibat memecah belah suku dan golongan sehingga apa yang bertentangan dengan landasan idiil Pancasila menjadi kenyataan. Bagi mereka ada kepuasan tersendiri karena berhasil dapat menyebarkan isu-isu dan informasi yang tidak benar ke semua orang dalam sekali klik di media sosial, sehingga dapat di baca oleh semua orang dalam sekejap.
Hikmah dari adannya berita hoax yang merajalela saat ini adalah kita lebih berhati-hati ,lebih dapatberfikir jernih, rasional dalam menghadapi berita palsu tersebut. Kita juga dapat menyelesaikan permasalahan dengan tidak mudah termakan begitu saja isu palsuyang merugikan bagi diri kita dan masyarakat.. Sebagai pendidik kita dapat membantu pemerintah dengan memberikan pengertian-pengertian yang benar dan nyata bahwa apa yang sebenarnya terjadi dalam berita belum tentu benar.
Dengan mengabaikan berita hoax, menetralisir berita yang tidak benar sudah membantu pekerjaan pemerintah dalam menciptakan pola pikir masyarakat yang kritis dan mencptakan situasi kondisi masyarakat yang kondusif. Kita harus terlebih dahulu memastikan kebenaran suatu berita sebelum mempercayai dan menyebarkannya. Dengan demikian tugas kita sebagai guru akan lebih barokah dan mendapatkan nilai lebih dalam penilaian peningkatan sebagai guru yang bermartabat di mata masyarakat.
PRIYANTI,S.Pd.SD
SDN 1 PUCUNGBEDUG, PURWANEGARA, Banjarnegara