Anak adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan. Anak dilahirkan ke dunia ini dengan dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan pikiran anak dapat di didik menjadi manusia yang berakhlak dan berpendidikan, sehingga dapat berguna bagi keluarga, nusa, bangsa, dan agama
Belajar berhitung terjadi secara alami serta seperti pada saat anak bermain. Anak usia dini menemukan, menguji, serta menerapkan konsep hitung secara alami hampir setiap hari melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung dasar yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pelajaran berhitung menjadi syarat untuk dapat belajar matematika tetapi tidak semua orang harus bisa matematika.
Kegiatan berhitung untuk anak usia dini di sebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni kemampuan setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya di mulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya. Sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan ( Susanto, 2011).
Pentingnya pembelajaran berhitung anak usia dini adalah dalam kegiatan transaksi sehari-hari kita mengenal berbagai jenis angka sebagai alat untuk berhitung, diantaranya yaitu angka arab, angka romawi, angka latin. Ketiganya sama sebagai lambang bilangan yang membedakannya hanya cara penulisannya, agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ matematika sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang Pendidikan selanjutnya yang lebih kompleks.
Pembelajaran berhitung anak usia dini dapat tercapai pada maksimal anak dapat berpikir secara logis dan sistematis secara dini, anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dengan masyarakat, memiliki ketelitian dan konsentrasi, memiliki konsep ruang dan waktu, memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu yang spontan.
Sebagai pendidik TK GURU TK Dharma Wanita 2 Ngadimulyo kita diharapkan untuk kreatif dalam menyiapkan media yang tepat untuk anak didik. Media yang dilakukan guru saat penyajian pembelajaran dapat menumbuhkan minat, motivasi, daya tarik dan antusias siswa untuk mempelajarinya.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra manusia, yang berfungsi sebagai perantara, sarana, atau alat untuk proses komunikasi ( proses belajar mengajar). Alat peraga kartu angka dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik.(*)
SRI ESTININGSIH,S.Pd
GURU TK DHARMA WANITA 2 NGADIMULYO
KEDU, TEMANGGUNG