Hotel Indonesia Outlook 2021 Lalui Empat Fase Dengan 10 Strategi

Dicky Sumarsono, Founder & CEO Azana Hotels & Resorts di sela-sela CEO briefing bersama 100 leaders di group Azana Hotels .

JATENGPOS.CO.ID, SOLO  – Hotel Indonesia Outlook 2021 menjelaskan krisis ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19 berdampak pada kondisi keuangan. Riset yang dilakukan oleh Inventure-Alvara pada 1121, masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia mayoritas merespon bahwa pendapatan mereka berkurang selama pandemi, namun di sisi lain pengeluaran mereka meningkat.

Dicky Sumarsono, Founder & CEO Azana Hotels & Resorts di sela-sela CEO briefing bersama 100 leaders di group Azana Hotels yang ada di Indonesia, menyampaikan bahwa momentum akan hilang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal.

“Saya optimis bisnis hotel mulai rebound di tahun ini walaupun secara bertahap dengan alasan yang sederhana yaitu dimulainya vaksinasi,” kata Dicky Sumarsono, di Kantor Azana Hotels di Honggowongso Square Solo, Selasa (26/1).

Pertumbuhan ekonomi sesuai dengan APBN 2021 sebesar 4,4%, sedangkan menurut IMF 5,1%, ditambah dengan adanya modal besar Indonesia berupa populasi penduduk.

iklan
Baca juga:  4 Tahun, Optimasi Lahan Rawa Mencapai 23.928 Hektar

Dicky menyebutkan ada empat fase roadmap pertumbuhan bisnis hotel di Indonesia pada tahun 2021. Yaitu, Fase Pertama bulan Januari  Februari, bisnis hotel memasuki masa storming, secara siklus tahunan pun merupakan bulan yang berada di periode low season. Fase Kedua akan terjadi di bulan Maret  Mei yaitu fase Surfing.  Fase Ketiga yaitu di bulan Juni – Agustus merupakan masa envolving yaitu fase pengembangan.

Fase Keempat adalah fase Returning yang akan terjadi di bulan September – Desember, hampir semua hotel yang berhasil memanfaatkan momentum di tahun lalu dan di awal tahun 2021 akan mengalami perbaikan revenue secara significant, apalagi yang berhasil menciptakan bisnis model baru yang lebih relevant dengan situasi pasar.

Baca juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi Desa, Bank bjb Luncurkan Sejumlah Program Digital di Karawang

“Dari 52 hotel yang kami kelola di seluruh Indonesia, sudah ada 45 hotel yang okupansinya berada di atas 60% bahkan ada 16 hotel yang okupansinya berada di atas 70%, sedangkan laba kotor hotel rata-rata sudah berada di atas 40%, target kami laba kotor bisa tercapai di atas 50% seperti yang terjadi pada tahun 2019 ke belakang.” Tegasnya.

Adapun sepuluh strategi yang bisa menambah kecepatan mesin pertumbuhan revenue, dengan menciptakan bisnis model baru, yakni, menambah investasi dan waktu yang lebih banyak di aktivitas online (SEO activities, social media dan Google Ads) , mengalokasikan budget iklan dari yang marginal ke high impact opportunity, namun menggunakan multiple produk serta lebih fokus pada unggulan hotel, dengan melakukan narrow targeting yang tepat.

Baca juga:  Pertamina SMEXPO Semarang Bukukan Omzet Rp240 Juta

Langkah berikutnya adalah, melakukan OMNI Channel yaitu dengan mengkombinasikan antara aktivitas online dan offline, serta marketing dan branding secara bersamaan dan total, lebih banyak melakukan customer retention dibandingkan akuisisi, agar benefit dan experience yang kita berikan kepada customer benar-benar customized dan personalized.

Strategi selanjutnya, berkolaborasi, untuk menyelesaikan masalah dan menghadirkan solusi bagi customer untuk menciptakan nilai tambah baru, fokus pada sektor yang tumbuh saja agar waktu yang digunakan bisa lebih efektif, mengoptimalkan pengayaan terhadap suatu produk dan proses layanan yang akan diberikan kepada customer agar tercipta value proposition , menciptakan business model baru yang lebih attractive dan bisa membuka peluang baru, dan engage, yaitu membuat produk yang dicintai dan punya keterikatan dengan customer. (Dea/bis/rit)

iklan