“Ice Breaking” dalam Pembelajaran

Siti Mardliyah,S.Pd.SD SD Negeri 1 Tempuran, Wanayasa, Banjarnegara

Motivasi belajar peserta didik dalam belajar dipengaruhi banyak hal, salah satu yang sangat berpengaruh adalah suasana belajar. Suasana belajar yang kurang kondusif akan berpengaruh kepada kesiapan psikis ataupun fisik peserta didik.

Suasana belajar yang monoton karena kurangnya variasi, juga akan menimbulkan kejenuhan atau kebosanan pada peserta didik. Peserta didik yang mengalami kejenuhan belajar, akan mengabaikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, sekaligus mengalami penurunan daya konsentrasi untuk menangkap informasi ataupun pengalaman baru dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Dalam kegiatan pembelajaran, tentu saja penurunan daya konsentrasi perlu mendapatkan perhatian yang serius. Seorang pendidik harus peka, tanggap, dan segera mencari solusi ketika melihat gejala yang menunjukkan bahwa peserta didik mengalami penurunan daya konsentrasi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan pendidik ketika peserta didik mengalami penurunan daya konsentrasi adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran atau melakukan aktivitas di luar rutinitas proses pembelajaran dengan melakukan ice breaking kepada peserta didik.

Baca juga:  Tingkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan B3K

Pendidik dapat melakukan aktivitas ice breaking dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Aktivitas ice breaking perlu dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk memecahkan suasana kejenuhan, kebosanan, sekaligus kebekuan selama pembelajaran berlangsung, sehingga proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik dan tujuan pembelajaran pun tercapai dengan lebih baik.

iklan

Istilah ice breaking berasal dari kata “ ice” yang berarti es, yang memiliki sifat dingin, beku, dan kaku, sedangkan “ breaking” berarti memecahkan. Secara sederhana dalam dunia pendidikan terkhusus dalam kegiatan pembelajaran, ice breaking dapat diartikan sebagai kegiatan memecahkan suasana pembelajaran yang dingin, beku, dan kaku. Menurut Sunarto 2012, “ Ice breaking bisa diartikan sebagai usaha untuk memecahkan atau mencairkan suasana yang kaku seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai, dengan tujuan materi – materi yang disampaikan dapat diterima “.

Baca juga:  Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan “BKK”

Ragam bentuk ice breaking antara lain, berupa yel-yel, variasi tepuk tangan, lagu, gerak tubuh, humor, permainan ( games), kisah inspiratif, sulap dan masih banyak lainnya. Bahkan seiring perkembangan jaman, penggunaan audio visual telah banyak digunakan untuk ice breaking. Pendidik pun masih dapat mengembangkan jenis ice breaking lagi, bahkan dapat menciptakan sendiri yang penting saat melakukan ice breaking, perlu mempertimbangkan durasi waktunya agar tidak menyita waktu pembelajaran dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak. Selain itu pemilihan ice breaking juga harus mempertimbangkan faktor keefektifan, keamanan, dan faktor edukasi bagi peserta didik.

Beberapa manfaat ice breaking di antaranya, menciptakan kondisi yang dinamis bagi peserta didik untuk melakukan aktivitas selama proses kegiatan pembelajaran, menciptakan motivasi bagi peserta didik untuk antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, menciptakan suasana rileks, cair, nyaman dalam kegiatan pembelajaran, serta mampu memfokuskan kembali peserta didik pada kegiatan pembelajaran.

Baca juga:  Tingkatkan Tatakrama Siswa dengan Pembiasaan

Kesimpulannya, ice breaking merupakan kegiatan selingan atau salah satu variasi dalam kegiatan pembelajaran yang mudah, murah, akan tetapi mampu membuat suasana pembelajaran menjadi terkondisi untuk dinamis dan fokus. Mengingat begitu banyaknya manfaat dari ice breaking bagi kegiatan pembelajaran, maka tidak ada salahnya pendidik untuk selalu berupaya menyelipkan ice breaking di kegiatan pembelajarannya.


Siti Mardliyah,S.Pd.SD
SD Negeri 1 Tempuran, Wanayasa, Banjarnegara

iklan