Proses belajar yang berlangsung dengan posisi sama dalam jangka waktu cukup lama akan membuat siswa merasa bosan. Kebosanan dalam pembelajaran kelas sekolah dasar kerap kali terjadi karena siswa masih dalam masa bermain. Oleh karena itu guru harus memahami teknik ice breaking agar pembelajaran tetap berlangsung dengan menarik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh May Muna Harijana tahun 2022 menunjukan bahwa “ice breaking dapat menarik minat belajar siswa, moivasi belajar, daya serap, hasil belajar, serta kemampuan komunikasi matematis”.
Kondisi pembelajaran pada kelas sekolah dasar pada saat ini masih berfokus pada membaca, menghafal, dan mengingat materi dengan guru yang menyampaikan materi dengan ceramah. Hal mersebut membuat peserta didik menjadi pasif dan mudah bosan. Maka dari itu pendidik dapat memanfatkan perkembangan teknologi dalam mengembangkan media dan bahan ajar agar dapat menumbuhkan minat siswa terhadap pebelajaran. Menurut Tambunan minat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik karena ketika minat tidak sesuai dengan pelajaran, maka siswa tidak akan pernah belajar dengan baik.
Dalam meningkatkan minat belajar siswa, pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif yang salah satunya dengan penerapan ice breaking. Dikutip dari jurnal evaluasi dan pembelajaran pengertian Ice breaking merupakan kegiatan yang mengalihkan situasi dari membosankan, menjenuhkan dan suasana tegang di kelas menjadi rileks, bersemangat, serta terdapat perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau memperhatikan orang berbicara di depan kelas atau ruang pertemuan. Ice breaking dapat diberikan pada awal pembelajaran, atau disela-sela pembelajaran ,dan bahkan dapat diberikan diakhir pembelajaran.
Penggunan ice breaking pada awal pembelajaran dapat berfungsi sebagai pemantik semangat siswa serta menyiapkan minat belajar siswa. Sedangkan ice breaking yang digunakan pada sela sela waktu pembelajaran berguna untuk menghilangkan kejenuhan dan meningkatkan konsentrasi kembali siswa. Ice breaking pada akhir sesi pembelajaran untuk mengakhiri kegiatan dengan penuh suka cita atau pemberian reward serta refleksi atas kegiatan belajar mengajar yang telah terjadi harui ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Salmawati menyebutkan ada beberapa contoh jenis strategi ice breaking yang dapat dicontoh, dimodifikasi, dan kembangkan sesuai dengan kondisi peserta didik, antara lain: yel-yel, tepuk tangan, lagu lagu, audio visual. Jenis ice breaking dapat dipiih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di dalam kelas. Untuk itu pendidik harus cakap dalam pemilihan serta penerapan ice breaking agar dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
Penggunaan Ice breaking dalam proses pembelajaran terlihat mudah, namun tidak semudah yang dibayangkan dan masih membutuhkan keterampilan yang memadai serta kreativitas yang dapat mendukung. Didukung dengan pelatihan yang memadai agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Jika kegiatan Ice breaking dianggap mudah dan diterapkan dengan seadanya, maka tidak akan ada makna yang diperoleh. Manfaat Ice breaking sangat dirasakan oleh setiap individu yang menerapkannya, membuat susasana pembelajaran yang menyenangkan, kondusif, serta dapat membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa penerapan ice breaking dalam pembelajaran dapat menuai hasil yang baik seperti pada penelitian yang pernah dilakukan oleh (Marzatifa & Agustina, 2021) dengan meneliti beberapa artikel jurnal yang di dalamnya mengandung unsur implementasi dan manfaat diterapkannya Ice breaking. Dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa penerapan Ice breaking dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, daya serap siswa, minat belajar siswa, serta hasil belajar yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.
Dari masa ke masa guru dituntut terus adaptif seiring berkembangnya jaman. Dengan menciptakan invoasi dan kreativitas dalam mengemas kegiatan belajar mengajar tentu akan memberikan kesan menyenangkan bagi siswa. Dalam kondisi tersebut siswa akan memiliki motivasi serta minat belajar dari dalam diri sendiri tanpa adanya paksaan. Serta pembelajaran yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi siswa akan memudar karena muncul kesadaran minat belajar dari siswa sehingga bertambah pengetahuan dan keterampilannya serta pemahaman terhadap materi yang sudah disampaikan.
Emy Sudaryanti, S.Pd.SD
SD N 3 Kronggen