IG Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi

Yuyun Astuti Suprapti, S. Pd Guru Bahasa Indonesia, SMA Negeri 1 Temanggung
Yuyun Astuti Suprapti, S. Pd Guru Bahasa Indonesia, SMA Negeri 1 Temanggung

Sesuai dengan perkembangan zaman pelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa. Peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang berlaku. Untuk mewujudkannya pelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Menulis merupakan salah suatu bentuk kreatifitas seseorang untuk menuangkan ide-ide, pikiran, pendapat , argumen seseorang ke dalam bentuk tulisan.

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai peserta didik kelas X dalam kurikulum 2013 adalah memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang terdapat pada KD 4.2: memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Keraf (1995:7) menjelaskan teks Eksposisi adalah bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.

Baca juga:  Optimalkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Permainan

Penulis mengajarkan menulis teks eksposisi pada peserta didik kelas X semester 1 di SMA Negeri 1 Temanggung. Kenyataannya nilai rata-rata menulis teks eksposisi masih dibawah nilai KKM yaitu 69, 5. Berdasarkan observasi ada beberapa faktor yang memengaruhi nilai keterampilan menulis yang masih rendah. Salah satu faktor adalah peserta didik tidak berminat, masih ramai sendiri dan tidak konsentrasi dan tidak menguasai teori sehingga pada saat menulis teks eksposisi masih mengalami beberapa kesulitan yaitu, peserta didik kesulitan menemukan ide, kesulitan menemukan bukti- bukti, kesulitan mengembangkan kerangka, kesulitan menyusun struktur teks, mengembangkan isi menyusun kalimat, kosakata dan mekanik teks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis menerapkan group investigation atau model investigasi kelompok.

Menurut Slavin (2010: 214-215), gambaran mengenai model pembelajaran Group Investigation atau Investigasi Kelompok adalah sebagai model pembelajaran yang memandang bahwa kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan peserta didik membangun proses pembelajaran. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para peserta didik.

iklan
Baca juga:  Program Sapa DRB Pusdatin, Efektifkan Belajar di Rumah

Langkah-langkah Pembelajaran model investigasi kelompok pada menulis teks eksposisi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Temanggung adalah pertama, Guru memberi penjelasan tentang materi teks eksposisi kemudian satu kelas dibagi menjadi enam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru memberikan contoh surat kabar sebagai media yang digunakan. Kedua, satu kelompok dibagi dua tim yang mempunyai tugas masing-masing. Masing-masing tim melakukan perencanaan tugas belajar. Ketiga, Setiap tim mulai melakukan penelitian. Masing-masing tim bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil penelitian. Keempat, persiapan laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukan penulisan laporan akhir penelitian. Kelima, Setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya di forum kelas. Keenam, masing-masing kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas. Ketujuh, setiap kelompok membuat laporan akhir yang telah diperbaiki. Kedelapan, masing-masing individu memahami hasil penelitiannya kemudian melakukan kegiatan menulis teks eksposisi.

Baca juga:  Tembang Kinanthi dalam Pembelajaran di Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model investigasi kelompok dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi. Peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus 1 sebesar 76,12 menjadi siklus II sebesar 82,18. Dari hasil tersebut dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dari siklus I ke siklus II sebesar 6,06 atau 7,96%. Model investigasi kelompok sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran menulis teks eskposisi.


Yuyun Astuti Suprapti, S. Pd
Guru Bahasa Indonesia, SMA Negeri 1 Temanggung

iklan