Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jatisrono menemukan beberapa persoalan, salah satunya adalah kemampuan siswa kelas IX F dalam menelaah aspek kebahasaan teks cerpen yang masih rendah. Hal itu terlihat sebagian siswa masih kesulitan dalam pembelajaran materi ini, 11 dari 31 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM yaitu 74.
Kurangnya strategi dalam pembelajaran dan kurangnya kemampuan siswa dalam menelaah menyebabkan siswa menganggap materi ini sulit dan membuat siswa kurang aktif. Melihat kondisi tersebut metode inkuiri dipilih untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (Jumanta Hamdayana, 2014 : 31). Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Langkah pelaksanaan metode pembelajaran inkuri adalah sebagai berikut. Orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan hipotesis, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
Menurut pendapat Agus Trianto,dkk, 2018 : 76) unsur-unsur atau ciri yang menonjol dari teks naratif, khususnya cerita pendek adalah sebagai berikut. 1). Sudut pandang pencerita menjadi ciri kebahasaan khas cerpen, orang pertama atau ketiga. 2). Beberapa dialog dapat dimasukkan, menunjukkan waktu kini atau lampau. 3).Kata benda khusus, pilihan kata benda yang bermakna kuat dan bermakna khusus, misalnya memilih kata beringin atau trembesi dibanding pohon. 4). Uraian deskriptif yang dirinci, deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, dan karakter. 5). Penggunaan majas : Simile (perbandingan langsung) contoh “seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketapel sambil menjerit sejadi-jadinya”. Metafora (perbandingan tidak langsung atau tersembunyi) contoh “dia memiliki hati batu, keras kepala seperti lembu”. Personifikasi (benda mati yang dianggap seperti makhluk hidup) contoh “awan tertatih-tatih melintasi langit”, “kerikil di jalan tampak pucat sedih”. 6). Penggunaan pertanyaan retoris sebagai teknik melibatkan pembaca.
Penerapan metode inkuiri dalam skenario pembelajaran sebagai berikut : a). Guru melakukan orientasi dengan memberikan apersepsi, b). Guru memberikan sebuah teks cerpen, c). Siswa diminta mengamati teks dengan membaca cerpen yang sudah ditentukan, d). guru membentuk kelompok kecil terdiri 4 – 5 siswa. e). Siswa berdiskusi merumuskan masalah dengan membuat pertanyaan mengenai kebahasaan yang terdapat dalam teks cerpen. f). Siswa berdiskusi bersama kelompoknya, untuk mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara. g). Siswa melakukan kegiatan mengumpulkan data dengan menelaah strukutur dan dalam teks cerpen yang sudah dibaca. h). Siswa melakukan presentasi di depan kelas untuk menguji jawaban yang sudah ditemukan. i). Siswa lain memberikan tanggapan. j). Siswa dan guru membuat kesimpulan. k). Guru dan observer memberikan penilaian.
Berdasarkan paparan di atas setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan tidak lagi terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui metode inkuiri dalam kompetensi dasar 3.6 menelaah kebahasaan teks cerpen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX F semester gasal SMP Negeri 1 Jatisrono tahun pelajaran 2022/2023 terlihat dari rata-rata nilai siswa sebelum 75,1 dan setelah menggunakan metode inkuiri menjadi 89,5 terjadi peningkatan sebanyak 14,4(9,25%).
Oleh
Sri Prihati, S.Pd.
guru mapel Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Jatisrono