Implementasi PPK NMelalui Kuis “Word Square”

Dra. Erlina S. Martiningrum, M.Pd Guru SMA Negeri 1 Purwokerto
Dra. Erlina S. Martiningrum, M.Pd Guru SMA Negeri 1 Purwokerto

Program Penguatan Pendidikan Karakter sedang terus digiatkan oleh pemerintah karena merupakan salah satu upaya untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam berbangsa dan bermasyarakat. (https://salamadian.com/tujuan-pendidikan-nasional/)

Sementara itu seiring dengan tuntutan abad ke -21 seorang pendidik profesional dalam melaksanakan tuganya dituntut untuk menyiapkan program pembelajarannya, agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu guru dituntut memahami strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikannnya.

            Menurut Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad (2011: 4), pemilihan strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur penting yang harus dipahami dan dikuasai guru karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi multiarah antara siswa, guru dan lingkungan belajar. Karena itu pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung (instructional effect) kearah perubahan tingkah laku seperti yang dirumuskan dalam indikator. Dan salah satu strategi pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara kritis, mandiri dan kreatif adalah model pembelajaran Word Square.

Dalam pembelajaran Word Square ini guru mengawali dengan memerintahkan peserta didik mempelajari materi terlebih dahulu secara mandiri. Kemudian menjelaskan teknis mengerjakannya sebagai berikut : 1) guru memberikan lembaran kertas yang sudah berisi soal kuis beserta jawabannya yang diletakkan secara tersembunyi disela-sela huruf yang dicantumkan untuk mengaburkan jawaban agar tidak terlalu mudah ditemukan; 2) peserta didik diminta untuk mencari jawabnya yang sudah tercantum dalam kotak kuis namun letaknya tersembunyi disela-sela huruf yang ditulis secara acak dalam kotak kuis; 3) jawaban kuis ditempatkan baik dalam posisi horisontal, vertikal maupun diagonal; 4) jawaban diberi tanda baik dengan cara distabilo atau diarsir secara rapi memakai pensil; 5) peserta didik menjelaskan dengan singkat jawaban yang sudah ditemukan di lembar kertas berikutnya.


Baca juga:  Whatsapp Tingkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris

Model pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi  Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf pengecoh. Tujuannya bukan untuk mempersulit peserta didik namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Kelebihan dari model pembelajaran Word Square yaitu : 1. kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran; 2. melatih untuk berdisiplin; 3. dapat melatih sikap teliti dan kritis; 4. sebagai pendorong dan penguat peserta didik terhadap materi yang disampaikan. (http://wulanpmtsr.blogspot.com/2014/03/word-square_30.html)

Manfaat kuis Word Squre ini diantaranya adalah membangun dan melatih peserta didik untuk mempunyai karakter mandiri, disiplin, jujur, teliti dan motivasi yang kuat karena dalam koreksinya menggunakan sistem koreksi silang. Sehingga peserta didik makin termotivasi untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Seperti yang sudah penulis praktikkan pada mata pelajaran Sejarah di klas XII pada awal semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Baca juga:  Metode HiburMeningkatkan Semangat Belajar Siswa

Melalui model Kuis Word Square ini peserta didik makin bersemangat dan percaya diri dibuktikan nilai mayoritas peserta didik naik signifikan (92% lolos KKM).

Dra. Erlina S. Martiningrum, M.Pd

Guru SMA Negeri 1 Purwokerto