Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Lebih dari 60% siswa menganggap IPA merupakan pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan dan membosankan. Banyak materi yang abstrak dan kompleks sehingga sulit dipahami. Sarana yang terbatas menyebabkan siswa jarang melakukan dengan kegiatan praktek sehingga guru lebih banyak mengajar teori dan konsep dengan menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu guru perlu memilih metode belajar yang tepat dalam menyampaikan materi IPA untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Metode pembelajaran termasuk Inkuiri merupakan metode yang mengembangkan ketrampilan proses pengetahuan kompetensi psikomotorik, afektif dan kognitif yang mengajak siswa untuk melaksanakan percobaan sebagai pembuktian, bahwa teori yang dibicarakan memang benar. Metode ini bukan untuk menemukan teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Siswa diminta aktif untuk mempraktekkan dan menemukan teori dan hukum tersebut.
Dari hasil evaluasi ulangan harian mata pelajaran IPA pada pokok bahasan GLB dan GLBB di kelas VII C SMP Negeri 1 Karangrayung tahun pelajaran 2018/2019 setelah dilakukan analisis hasil ulangan harian masih belum mencapai target ketuntasan belajar secara klasikal. yaitu jika 85% dari sejumlah siswa dalam satu kelas telah mencapai batas KKM yaitu 75. Sedangkan dari analisis hasil ulangan harian mata pelajaran IPA pada konsep GLB dan GLBB , di kelas VII C SMP Negeri 1 Karangrayung yang mencapai batas KKM yaitu 24 siswa dari 36 siswa atau 68,00 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran IPA kususnya pada pokok bahasan GLB dan GLBB . Hal ini diduga karena pendekatan, metode, model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat atau tidak menarik , juga sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga dan buku pegangan siswa yang terbatas sehingga mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, penulis menggunakan alternatif pemecahan dengan menggunakan model “ Inquiri”. Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Hasil pembelajaran sebelum menggunkanan model pembelajaran Inquiri menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan siswa yaitu 68.00, Tingkat ketuntasan belajar yaitu 27,78%, Tingkat motivasi belajar siswa 10,55%, setelah guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode Inquiri hasil belajar siswa menjadi meningat dengan nilai rata-rata ulangan siswa menjadi 79,64 ( meningkat 11,64 atau 14,62% ), ketuntasan belajar menjadi 88,89% ( meningkat 61,11% ). tingkat motivasi belajar siswa 88,88% ( meningkat 68,33% ).
Berdasarkan hasil diatas disimpulan bahwa metode Inquiri dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPA pokok bahasan GLB dan GLBB pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2018/2019.
Drs. Rejono
Guru SMP Negeri 1 Karangrayung-Grobogan