INTI Bantu Penderita Autis dan Hibur Para Manula

BANTUAN INTI: Ketua Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Provinsi Jawa Tengah, Gouw Andy Siswanto saat menyerahkan bantuan pada para penyandang autis di Kelurahan Rowosari, Kota Semarang, Sabtu (18/1/2020). FOTO : IST/ANING KARINDRA/JATENG POS
BANTUAN INTI: Ketua Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Provinsi Jawa Tengah, Gouw Andy Siswanto saat menyerahkan bantuan pada para penyandang autis di Kelurahan Rowosari, Kota Semarang, Sabtu (18/1/2020). FOTO : IST/ANING KARINDRA/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG  – Ketua Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Provinsi Jawa Tengah, Gouw Andy Siswanto, tak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya. Kala itu, Sabtu, 18 Januari 2020, ia dan jajaran INTI Jateng, mengunjungi Kelurahan Rowosari, Kota Semarang.

Tujuannya, menemui anak-anak berkebutuhan khusus dalam rangka bakti sosial di aula kantor kelurahan setempat. Sebanyak 50 anak berkebutuhan khusus hadir di acara tersebut. Rata-rata penyandang autis.

Yang membuat hatinya tersayat, Andy Gouw menemukan fakta masih ada remaja yang diduga menderita autis, sengaja dipasung orang tuanya.

“Mungkin karena ketidaktahuan orang tua, sehingga penderita tersebut dipasung. Karena memang jenis-jenis autis, ada yang hiperaktif dan melukai diri sendiri,” kata Andy Gouw.
Karena itu, Andy Gouw akan menindaklanjuti program tersebut, dengan menggelar penyuluhan tentang autis di Rowosari.

iklan

“Tahun lalu, INTI Jawa Tengah menggelar seminar nasional tentang autis, mendatangkan pakar autis dari Amerika, Dr Thomas Layton, PhD dan Leni Setyadi, S.Pd. Founder Komunikasi Sahabat Difabel Ketua Yayasan Yogasmara,” ujarnya.

Andy Gouw mengatakan, akan berkomunikasi dengan Ibu Lani terkait rencana tersebut. Sebab, indikasinya, masih banyak penderita autis lainnya, sehingga warga di wilayah tersebut, perlu diberi pemahaman yang komprehensif tentang autisme, jenis, dan penanganannya.

Baca juga:  Bangkitkan UMKM, Banyumas Salurkan Pinjaman Bergulir Mencapai Rp1,369 Miliar

Dalam bakti sosial tersebut, INTI Jawa Tengah memberikan bingkisan berupa sembako, beras berkualitas baik, gula, minyak goreng, telur, sabun, sampo, dan pembersih.

Selang sehari kemudian, Minggu, 19 Januari 2020, menjelang Hari Raya Imlek, INTI Jateng juga mengunjungi Panti Wredha Harapan Ibu di Ngaliyan. Selain memberikan angpau, Andy Gouw dan jajaran INTI Jateng mengajak bernyanyi dan menari para penghuni panti.

“Karena kami sadar, yang dibutuhkan para manula di sana, sejatinya bukan materi. Tapi kebahagiaan. Karena itu, kami ajak mereka menari dan bernyanyi bersama, menguatkan mereka bahwa masih banyak yang peduli dan mereka tidak sendiri,” kata Andy yang juga owner Global Elektronik ini.

Andy Gouw bercerita, yang mengharukan hatinya, adalah ketika salah satu penghuni panti, meminta kue keranjang ke dirinya.

“Oma itu, yang memang keturunan Tionghoa, sepertinya sudah lama tidak merasakan kue keranjang. Kepada kami, si oma, minta kue keranjang,” tutur Andy Gouw.

Andy Gouw pun meloloskan permintaan si Oma. Setelah acara berakhir, Andy Gouw—melalui stafnya—mengirimkan kue keranjang kepada si Oma.

Baca juga:  Setelah UU SSW

“Yang mengharukan, si Oma itu, rupanya setia menunggu kami datang di depan pintu panti,” jelasnya.

Karena itu, kata Andy Gouw, tidak ada hal yang menggembirakan bagi dirinya, selain membuat orang lain merasa happy atas keberadaan diri kita.

“Kepuasan di hati ternyata tidak diukur dari materi yang kita berikan, tapi justru dari kebahagiaan orang yang kita beri.”

Kata Andy Gouw, kepedulian INTI Jateng akan terus disemai dan dilakukan kepada orang-orang yang memang membutuhkan bantuan.

“Karena memang INTI menyapa hampir semua warga yang menderita dan membutuhkan uluran tangan melintasi sekat primordial. INTI juga ikut peduli pada setiap upaya membangun karakter dan kecerdasan manusia,” kata Andy Gouw.

Kegiatan lain dalam rangka menyambut Imlek 2571 adalah melakukan silaturahmi kebangsaan.

“Kami mengunjungi Gus Nuril Arifin Husein di Ponpes Annuriyah Soko Tunggal, Sendangguwo,” kata suami dari Endang Setiarini Sutrisno ini.

Pada kesempatan itu, INTI Jateng memperkenalkan Xiangqi atau catur gajah. Sebuah catur asal Tiongkok yang akan dipertandingkan pada Asian Games 2023 di Tiongkok. Saat kegiatan eksibisi Xiangqi beberapa waktu lalu di Singkawang Kalimantan Barat, salah satu juara justru diraih pecatur dari kalangan pondok pesantren.

Baca juga:  SIG Salurkan Bantuan Rp725 Juta di Jateng

“Karena itu, INTI terus memperkenalkan Xiangqi ke Ponpes-Ponpes, karena terbukti justru dari Ponpes, para jawara olahraga catur ini lahir.”

Di bidang pendidikan, INTI juga memberikan 50 beasiswa bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan S1, S2 dan S3 di Tiongkok. Tahun ini, INTI bahkan berencana memberikan beasiswa kepada 100 mahasiswa terpilih.

Salah seorang mahasiswa penerima beasiswa adalah Yovandra, yang kini telah kuliah di Wuhan University, kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Dia mengambil jurusan library science, fakultas management information.

“Sekarang saya masih menjalani persiapan bahasa Mandarin selama satu tahun. Setelah itu baru akan masuk kuliah di jurusan tersebut selama 3 tahun,” tuturnya.

Andy Gouw menyampaikan, tahun INTI genap berusia 21 tahun. Tepatnya nanti pada 10 April 2020.

“INTI lahir di saat Indonesia sedang mereformasi diri dari sistem totaliter menuju sistem demokrasi. INTI juga berdiri di tengah dinamika pembaruan di segala bidang kehidupan kebangsaan,” tandasnya. (aln/muz)

iklan