32.2 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Seluruh Rest Area di Diawasi Polisi

Mulai 1 Mei Patroli di Pintu Masuk Jateng

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan koordinasi untuk persiapan pencegahan mudik Lebaran tahun 2021. Salah satunya, koordinasi dengan Korps Lalu Lintas Polri dan Polda Jawa Tengah dalam mengamankan titik-titik tertentu, khususnya rest area.

“Seluruh rest area (di Jawa Tengah) diawasi polisi melibatkan seluruh Polres di Jawa Tengah, rest area diawasi polisi,” kata Ganjar dalam Webinar yang digelar Kemkominfo bertema ‘Setop Mudik! Tekan Turun Laju Covid-19’, Rabu (28/4).

Dia mengungkapkan, Pemprov Jawa Tengah juga mendukung penyiapan pemeriksaan swab antigen, tempat isolasi guna pemeriksaan di lapangan. Selain itu, langkah penanganan untuk mengantisipasi mudik dini di Jawa Tengah, pemprov bekerja sama dengan Polri melakukan monitoring patroli di jalur pintu masuk Jateng mulai 1 Mei di 14 titik.

“Tanggal 1 Mei kita melakukan patroli di pintu masuk Jateng, ada 14 titik, lalu pos penyekatan di delapan titik lokasi masuk Jateng, kemudian ketiga, bagi yang terlanjur mudik, dilakukan optimalisasi PPKM mikro, jogo tonggo,” kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, meski berbagai upaya dilakukan, yang terpenting adalah kesadaran masyarakat. Menurutnya, persoalan saat ini bukan siapa dan jumlah yang disekat, tetapi jangan sampai pergerakan orang dari kota ke kampung halamannya membawa penyakit.

Baca juga:  Periswara Gelar Bazar UMKM, Sukirman: Titik Awal Iklim Kebangkitan

“Yang diingat jangan sampai kita pulang, bawa penyakit, itu aja jangan sampai, kejadian India masuk ke kita, kurva di kita itu sudah bagus, turun terus, saya menyebutnya finish sudah keliatan lho, tapi kalau kita hari ini nggak disiplin, bukan tidak mungkin kita balik lagi, padahal udah mau finis,” ungkapnya

Dikatakannya mudik pada Lebaran 2021 kembali ditiadakan pemerintah guna mengantisipasi melonjaknya kasus Covid-19.

“Istilahnya, tiada mudik bagimu,” katanya.

Ia menyebut kurva kasus Covid-19 di Indonesia –khususnya Jawa Tengah– saat ini menurun dan mengibaratkannya sudah mendekati garis finish. “Garis finish sudah kelihatan di depan. Jika kita lengah dan tidak disiplin, kita akan balik lagi, bukan ke arah finish melainkan ke arah penyesalan,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar lonjakan kasus Covid-19 yang berujung dengan kematian di India jangan sampai terjadi di Indonesia akibat momentum mudik pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

Menurut dia, tidak masalah jika masyarakat tidak pulang kampung Lebaran alias mudik lagi seperti tahun lalu karena masih dalam pandemi Covid-19. “Kalau konteksnya mudik hari raya maka beramai-ramai pulang ke kampung menjelang lebaran, ada jutaan orang akan pulang. Ini masih pandemi lho,” katanya.

Kabag Ops Korlantas Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Rudi Antariksawan, mengatakan, mereka sudah mengantisipasi masyarakat yang akan mudik lebaran dengan melakukan pencegatan, baik di jalur jalan tol, jalan arteri, dan jalan alternatif.

Baca juga:  Permudah Pelayanan Kesehatan, RSGM Ambarawa Luncurkan Aplikasi “Mas Kusumo”

“Kami juga melakukan pencegatan selama 24 jam di jalan-jalan ‘tikus’,” ujarnya. Pencegatan tidak hanya dilakukan pada kendaraan beroda empat, melainkan juga sepeda motor dan masyarakat yang kedapatan mudik maka akan diminta putar-balik kembali ke daerah asal.

“Kami belajar dari hari raya tahun lalu, jika pemudik lolos di pos pencegatan pertama, maka tidak akan lolos di pos pencegatan selanjutnya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Bidang Data dan IT Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, menambahkan ada korelasi kuat antara mobilitas penduduk dan libur panjang dengan peningkatan kasus aktif Covid-19.

Libur panjang, kata dia, mengakibatkan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Setiap libur panjang selesai, ada kenaikan kasus Covid-19 pada 10-14 hari kemudian. “Dampak kenaikan kasus terlihat minimal selama tiga pekan, setelah libur panjang,” ujarnya.

Ia menjabarkan kenaikan kasus Covid-19 pada libur Idul Fitri periode 22-25 Mei 2020 yang berdampak kenaikan kasus pada 6-28 Juni 2020 dan kenaikan rata-rata jumlah kasus harian setelah Idul Fitri 2020 sebanyak 68-93 persen.

“Perkembangan angka kematian cenderung mengikuti jumlah penambahan kasus, semakin tinggi penambahan jumlah kasus berisiko meningkatkan jumlah kematian,” katanya.(udi)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya