JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yang jumlah penderita stuntingnya cukup memprihatinkan. Saat ini pemkab tengah gencar menggalakkan sosialisasi penanganan stunting hingga ke desa-desa.
Adapun Stunting sering terjadi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Periode emas pertumbuhan dan perkembangan sejak pembentukan janin dalam kandungan ibu hingga bayi berusia 2 tahun. Anak dikategorikan mengalami stunting apabila tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurannya. Stunting berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas SDM dan bonus demografi tidak termanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.
Salah satu yang diharapkan bisa menangani stunting adalah Program Keluarga Harapan (PKH) yang secara aktif membangun komunikasi, pemberian informasi dan edukasi melalui kegiatan Family Development Session (FDS). FDS ini merupakan bagian dari tugas pendamping yang dilakukan Pendamping Sosial PKH.
Sebagaimana kegiatan FDS yang dilakukan oleh Pendamping Sosial Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak, Ainur Risti Hasanah bersama para KPM di wilayah tugas ampingannya yaitu Desa Solowire, Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak, pada Jumat (10/06) kemarin. Respon KPM cukup antusias mengikuti pembejaran FDS ini, karena konsep yang diterapkan adalah sistem pembajaran orang dewasa yang mengutamakan partisipatif sehingga seluruh peserta turut berperan aktif dalam upaya memahami materi yang diberikan.
Menurut Ainur Risti, materi yang diberikan pada FDS adalah berbagai bidang dan salah satunya adalah kesehatan dan gizi yang meliputi materi Pencegahan dan Penanganan Stunting.
“Tujuan FDS adalah untuk membentuk perubahan perilaku dan konsep diri KPM sebagai orang tua, bagaimana orang tua mengetahui kemampuannya dalam mengatasi masalah dan mampu menyusun strategi untuk memulai perubahan yang direncanakan,” jelasnya.
“Dengan memahami konsep diri, KPM diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri, keluarga dan lingkungan untuk berperan aktif dalan pencegahan dan penangan stunting,” pungkasnya. (*)