JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Era sekarang, peran guru tidak hanya terbatas pada mengajar, membimbing dan mendidik saja, tetapi guru juga dituntut untuk lebih produktif khususnya dalam bidang penulisan dan publikasi ilmiah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009, yang menekankan kewajiban guru untuk menyusun publikasi ilmiah atau karya inovatif. Keberadaan publikasi ilmiah dan karya inovatif ini sangat penting sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah sekaligus pengembangan dunia pendidikan secara umum. Hal inilah yang coba dijelaskan oleh Bupati Demak Hj dr Eistianah saat membuka Pelatihan Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif Jenjang Guru SD dan Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa Jenjang SD, pada Rabu (3/8).
“Oleh karena itu, saya sangat pendukung pelaksanaan acara ini, sebagai bekal dalam meningkatkan kompetensi agar menjadi guru yang profesional. Publikasi ilmiah menjadi salah satu syarat utama kenaikan pangkat bagi guru, sebagai bagian dari program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk tenaga pendidik yang berstatus PNS. Maka melalui acara ini, saya berharap dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sosial yang dimiliki dengan tuntutan di masa akan datang yang berkaitan dengan profesi guru,” jelas Bupati.
Menurut Bupati, selain pelatihan publikasi ilmiah dan karya inovatif, hari ini diselenggaran juga diseminasi model pembelajaran bahasa dan sastra Jawa. Bahwa peran guru mata pelajaran bahasa dan sastra Jawa sangat fundamental sebagai ujung tombak keberhasilan pelestarian bahasa. Revitalisasi bahasa berbasis pendidikan di sekolah sangat efektif untuk menjamin keberlangsungan upaya pelestarian bahasa Jawa yang berkesinambungan.
“Melalui kegiatan ini, silahkan didiskusikan metode pembelajaran yang tepat dan inovatif agar materi bahasa Jawa dapat dipahami peserta didik dengan baik, sekaligus dapat diimplementasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
“Saya minta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak untuk memberikan atensi lebih dalam upaya nguri-nguri bahasa Jawa. Bagi kita, Bahasa Jawa merupakan Bahasa ibu, pintu masuk pendidikan karakter karena mengajarkan sopan santun, etika, dan estetika. Budaya dan Bahasa Jawa secara langsung maupun tidak langsung, sudah mengatur tingkah laku manusia dengan adanya norma tertentu yang harus dipenuhi. Mengingat pentingnya budaya serta Bahasa Jawa dalam kehidupan masyarakat jawa, sudah semestinya kita harus selalu menjaga kelestariaannya. Salah satunya adalah terus menerus mengajarkan kepada keturunan (anak dan cucu) kita baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Kita harus rumangsa melu handarbeni, merasa memiliki, terhadap produk budaya yang sarat dengan simbol dari jati diri masyarakat Jawa. Jangan sampai orang luar yang malah menggunakan dan mempelajarinya,” ujarnya panjang lebar.
Eistianah juga minta agar peserta dapat berpartisipasi aktif dan jangan malu bertanya kepada narasumber jika ada hal-hal yang belum dipahami. Yang terpenting, implementasikan ilmu yang diperoleh di masing-masing instansi secara optimal.
“Jangan berhenti belajar mengembangkan kompetensi diri dalam menjawab segala tantangan bidang pendidikan yang terus berubah. Mudah-mudahan kegiatan ini mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Demak,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegaiatan ini Wakil Bupati Demak, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Tim Ahli Publikasi Ilmiah dari Dekan FMIPA UPGRIS Semarang, dan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak beserta jajarannya. (*)