27.9 C
Semarang
Minggu, 6 Juli 2025

Proyek Jembatan Butuh Molor

JATENGPOS.CO.ID,  SRAGEN – Proyek jembatan Butuh yang menghubungkan Masaran – Plupuh, Sragen dipastikan molor. Pasalnya, dari hasil inspeksi mendadak (sidak) DPRD Sragen, hingga jadwal yang ditetapkan progres pekerjaan masih kurang 1,2%, Senin (30/12). Meski begitu pihak pelaksana optimis, meski pekerjaan akan selesai kurang dari satu Minggu.

Pengecekan lapangan yang dilakukanBadan Anggaran (Banggar) dan Komisi III untuk bisa menyelesaikan masalah pembayaran dan jembatan bisa dimanfaatkan warga Sragen.
Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen juga mendampingi pengecekan pekerjaan jembatan tersebut.

Diketahui, Kondisi dilapangan sebagian ruas sudah di cor beton, namun ada yang belum selesai pada bagian tengah jembatan. Progres jembatan saat disidak anggota dewan sudah mencapai lebih dari 98 persen.

Terkait sidak tersebut Ketua Komisi III DPRD Sragen Sugiyarto menyampaikan meski dikebut, pekerjaan tetap harus sesuai spesifikasi.
”Saya mohon bisa selesai, kalau tidak selesai diberlakukan sesuai aturan. Saya mengutamakan asas kemanfaatan dan sesuai spek dan berkualitas,” ujarnya.

Pihaknya menekankan kualitas jembatan sangat penting. Mengingat jembatan ini bakal dipakai dalam waktu yang lama. ”Jembatan ini dimanfaatkan selamanya, jadi harus kualitas yang bagus,” tandasnya.

Baca juga:  34 Hektare Lahan Karanganyar untuk Program Swasembada Jagung

Sedangkan hasil pantauan di Lokasi, pihaknya menjelaskan masih ada bagian yang kurang menyambung. Namun ada alat untuk membenahi hal tersebut. ”Saya kira setelah selesai merangkai besi, besok sudah bisa cor. Kalau soal nanti aspalya tergantung bagaimana teknisnya, karena umur cor masih belum keras,” bebernya.

Pihaknya meminta dari DPU Sragen untuk mengawasi spesifikasi. Karena kualitas jembatan juga akan berdampak pada keselamatan orang yang melintas.

Sementara Kepala DPU Sragen Albert Pramono Susanto menegaskan pihaknya sangat ketat memperhatikan mutu dan kualitas jembatan. Dia menegaskan meski waktu mepet, jika belum waktunya diaspal, maka tidak akan memberi ijin untuk pengaspalan.

”Maksimalkan waktu yang ada sedapatnya, sampai Dimana target kita. Harapan yang paling realistis sampai pada pengecoran. Jadi pekerjaan masih meninggalkan pekerjaan aspal. Itu menjadi bagian dari keterlambatan pekerjaan,” ujarnya.

Dia menyampaikan tentu akan melihat kajian dari PPK. Apakah putus kontrak atau dengan memberikan kesempatan pada penyedia jasa. ”Tentu dengan denda 1 permil dari nilai kontrak per hari, kesempatan ada 50 hari kalender, jika belum ada lagi kesempatan sampai total 90 hari kalender. Tapi menurut saya seminggu sudah selesai,” jelas dia.

Baca juga:  KAI Purwokerto Tambah Jam Layanan Tes Antigen dan GeNose di Stasiun Purwokerto

Albert menambahkan soal pembayaran, pihaknya menyampaikan penyedia jasa diberikan hak pencairan setiap bulan. Namun belum mengambil sejak November, jadi akan diambil pada Selasa (31/12) sesuai progress. Dikurangi 5 persen untuk pemeliharaan.

Sedangkan Wakil Direktur CV Kurnia Jaya, Andi Kurniawan yang melaksanakan pekerjaan jembatan menegaskan fokus menyelesaikan pekerjaan. Pihaknya mengikuti aturan perihal pencairan. Dia memastikan pagi sudah dilakukan pengecoran. ”Kalau pengecoran besok selesai, berarti sudah 98,8 persen masih kurang sisanya 1,2 persen. Kita menunggu umur beton 2-3 hari, kalau meluruskan jembatan sampai nyambung nanti bisa hanya beberapa jam,” ujarnya.

Pihaknya bersyukur sampai tahap ini jembatan sudah tersambung. Padahal paska bencana yang mengakibatkan jembatan ambruk lalu, persepsi publik, banyak yang pesimis jembatan bakal jadi. ”Kami berikhtiar selama 1,5 bulan ini dan bisa tersambung, alhamdulillah,” ujar dia. (ars)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya