JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Sekretaris Daerah (Sekda) Demak, Akhmad Sugiharto, S.T., M.T., menyoroti peran penting pers di tengah gempuran informasi dari media sosial. Ia mengajak insan pers untuk tetap memberikan informasi yang baik, benar, dan tidak meresahkan masyarakat.
“Pers saat ini mendapat tantangan besar dari platform seperti TikTok. Namun, saya yakin insan pers Demak bisa menjadi penyangga informasi yang menenangkan dan mengedukasi, bukan membuat gaduh,” ujar Sugiharto dalam tasyakuran Gedung PWI Demak yang baru saja direnovasi pada Jumat (7/2) .
Menurutnya, gedung ini akan menjadi wadah bagi wartawan cetak, online, maupun media siaran untuk menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas.
“Fasilitas gedung ini akan terus dilengkapi secara bertahap. Mari kita jadikan Media Center ini sebagai tempat berkarya dan berkolaborasi,” tambahnya.
Sugiharto juga menekankan pentingnya sinergi antara Radio Suara Kota Wali dan PWI Demak. Ia berharap kolaborasi ini dapat memperkuat peran pers dalam menyebarkan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Sinergi antara radio dan media center ini harus terus dikembangkan agar informasi yang disajikan lebih berkualitas dan menjangkau lebih banyak masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu Ketua PWI Demak, Wahib mengungkapkan rasa syukur atas renovasi gedung yang telah lama dinantikan. Ia menceritakan, gedung yang sebelumnya dalam kondisi memprihatinkan (bocor saat hujan dan kerap kebanjiran) kini telah berubah menjadi tempat yang layak dan nyaman untuk berkarya.
“Gedung ini dulunya hanya kami tempati seadanya. Namun, berkat bantuan Bupati Demak dan Dinkominfo, gedung ini kini bisa dimanfaatkan dengan baik. Selain sebagai tempat berkarya, gedung ini juga akan menjadi tempat istirahat bagi wartawan dari luar kota,” ujar Wahib.
Renovasi gedung ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PWI Demak, tetapi juga menjadi simbol kemajuan insan pers di Kabupaten Demak.
Sedangkan Plt. Kepala Dinkominfo Demak, Drs. Umar Surya Suksmana, M.Kom, memberikan pesan bijak kepada para insan pers. Dengan menggunakan falsafah Jawa, ia mengingatkan tiga prinsip penting dalam bekerja, yakni : “Ojo lali” (Jangan lupa beribadah), “Ojo dumeh” (Tetap bijaksana), dan “Ojo ngoyo” (Jangan memaksakan diri).
“Tiga prinsip ini harus selalu dipegang teguh, terutama dalam menjalankan tugas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat. Kejujuran dan kebijaksanaan adalah kunci,” tegas Umar. (adi)