Jelang Pilkada Baliho Adik Bupati Sragen Curi Perhatian

BALIHO:Baliho Untung Wina Sukowati yang jadi perhatian warga Sragen . Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

SRAGEN – Munculnya baliho di sejumlah titik jalan protokol Sragen yang menampilkan gambar Untung Wina Sukowati, yang tak lain adik dari Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Ketua DPC PDI Perjuangan Sragen, menjadi perguncingan warga bumi Sukowati.

Pasalnya, muncul baliho di Nguwer maupun Lingkungan Sidoharjo ini menimbulkan spekulasi anak mantan Bupati Untung Wiyono ini juga bakal meramaikan Pilkada Sragen 2024.
Padahaldi baliho hanya menyebutkan ucapan Selamat Hari Kartini, nama Untung Wina Sukowati menjadi perhatian publik Sragen, Jumat (19/4).

Perihal baliho itu, Ketua DPC PDIP Sragen Untung Wibowo Sukowati sosok yang ada di foto tersebut adiknya. Lantas alasan untuk pemasangan juga sudah jelas, bahwa menyambut hari Kartini seperti yang tertera di baliho. Tapi pihaknya menegaskan belum ada komunikasi dengan Wina terkait kemungkinan maksud lain pemasangan baliho tersebut.

”Waktu saya di luar negeri, terus pulang (ke Indonesia, red) dia juga di luar negeri,” terangnya.

Sosok yang akrab disapa Bowo ini menyampaikan tidak ada komunikasi soal pilkada.

”Mungkin mau nyalon Gubernur atau wakil Gubernur,” candanya.

Sementara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuka peluang berkoalisi dengan partai politik (parpol) lain dalam menyongsong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Lantaran situasi politik baik di tingkat Kabupaten sampai Provinsi berpeluang menghadirkan sosok yang digandeng lintas parpol.
Ketua Departemen pemenangan Pemilu wilayah Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur DPP PKS Dedy Endriyatno menyampaikan arahan dari pimpinan pusat, PKS bisa berkoalisi dengan parpol manapun.

”Siapapun partainya asalkan punya visi yang sama untuk membangun daerah lebih baik lagi kita membuka ruang,” ujarnya Jumat (19/4).

Pihaknya menegaskan situasi koalisi Pilpres lalu bisa berbeda dengan yang untuk pilkada. Baik di Tingkat kabupaten/kota maupun yang di Provinsi.

”Bisa jadi koalisi di kabupaten beda dengan koalisi yang ada di Provinsi. Itu perlu kedewasaan politik yang luar biasa menyikapi pilgub dan pilbup dalam waktu yang bersamaan,” ujarnya.

Lantas bukan tidak mungkin koalisi juga sama antara pilgub dan Pilbup/pilwali. Namun itu sulit terwujud dengan dinamika di daerah yang kompleks. Soal DPD PKS Sragen, langkah koalisi menjadi kewenangan dari pengurus DPD.

”Sejauh ini di Sragen belum ada laporan membangun koalisi dengan siapa ke DPP,” terang mantan Wakil Bupati Sragen ini.

Dedy yang terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah menyebut bahwa PKS tidak akan membuka pendaftaran bagi calon Bupati/wakil bupati. Berbeda dengan kebijakan beberapa partai yang sudah mengagendakan pendaftaran. Seperti PDIP dan Partai Demokrat.

Namun ada peluang tokoh diusung oleh PKS. Lantaran nama-nama yang berpotensi dijaring dari tingkat terbawah.

”Kita jaring nama-nama dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten. Baik internal maupun eksternal PKS. Baru kita rumuskan,” tandasnya.

Lantas berkaitan menghadapi pilkada, dia menekankan sebenarnya calon itu memang penting. Namun lebih penting pada saat ini menjalin koalisi yang kuat. (ars/jan)