JATENGPOS.CO.ID, Semakin berkembangnya Ilmu dan Teknologi, makin banyak pula pengguna Ilmu dan Teknologi tersebut dalam berbagai bidang. Tidak kurang di bidang pendidikan hususnya dunia sekolah. Ilmu berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan untuk meningkatkan pikir manusia, sedangkan teknologi memusatkan diri pada manfaat dan tujuannya adalah menambah kapasitas kerja manusia.
Guru sebagai penghantar anak bangsa ke kancah dunia, banyak yang menggunakan Ilmu dan Teknologi dalam proses pembelajarannya. Misalnya dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk persiapan mengajarnya. Dalam penggunaan IT sangatlah berguna baik dipihak Pengajar yaitu Guru maupun siswa sebagai penerima materi. Kegunaan dari Pengajar diantaranya dalam mempersiapkan mengajar tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, jika sudah mempunyai file saved di laptopnya, sehingga tinggal membuka dari powerpoint yang dimilikinya. Kegunaaan dari siswa, dapat mengambil foto dari tayangan powerpoint atau mungkin tinggal mencolokkan flashdisk jika diperbolehkan pengajarnya.
Akan tetapi dalam implementasinya, ada sebagian pengajar yang menggunakan IT dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dalam materi tertentu yang tidak diimbangi dengan penjelasan yang mendetail, sehingga sebagian siswa tidak dapat memahami materi yang diterangkan guru. Apalagi materi tersebut terkait dengan hitungan/ matematika. Materi kimia sebagian besar terkait dengan hitungan matematika, sehingga siswa yang dalam penguasaan matematikanya kurang akan merasa kesulitan materi kimia.
Alangkah indahnya seorang Guru dapat memadukan pembelajaran materinya dengan menggunakan mose yang dimilikinya diimbangi kemudian dengan menjelaskan materi, apalagi yang berhubungan dengan hitungan/matematika. Sehingga siswa dapat dengan jelas menerima materi yang diterangkan guru, sehingga siswa tidak perlu lagi mencari ke sana ke mari untuk mendapatkan tambahan pengertian dan penjelasan materi.
Sebagian siswa merasakan pelajaran kimia sangat sulit. Hal itu dapat terjadi bagi siswa yang materi bab depan tidak faham kemudian dilanjut bab berikutnya tanpa mengimbangi atau berusaha menutupi kekurangannya. Hal ini dapat ditutup dengan cara bertanya pada guru yang bersangkutan atau belajar sesama teman. Selain itu dapat terjadi pada siswa yang mempunyai pemahaman matematika kurang.
Penulis memahami tingkat kemampuan matematika siswa sekarang nampaknya mengalami penurunan, sehingga sebagai guru kimia mesti menjelaskan lagi cara menghitung jika bertemu dengan materi hitungan. Sebagai guru kimia mempunyai dugaan apakah siswanya yang mempunyai kemampuan kurang dalam hitungan atau sistem pembelajaran jaman now yang berbeda dengan sistem terdahulu.
Materi kimia termasuk materi sulit, maka jika tidak dilakukan variasi metode pembelajaran akan bertambah sulit bagi siswa. Siswa akan bertemu atau mendengar nama mapelnya saja ogah-ogahan, terasa malas bahkan senang jika jam pelajarannya kosong atau ada tugas dikarenakan gurunya sakit atau ada tugas luar.
Pembelajaran Kimia yang dapat menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat menghidupkan situasi dan kondisi siswa yang mana Gurulah peran utamanya. Salah satu penggunaan metode Index Card Match dapat diterapkan pada pembelajaran kimia. Pembelajaran yanga dahulu dirasa pasif, tidak menarik, dapat tercipta aktif, menarik dan menyenangkan. Sehingga harapan ketercapaian nilai semula tidak tuntas dapat menjadi tuntas. Pembelajaran Index Card Match tidak selamanya dibuat oleh Guru, tetapi siswapun bisa diajak untuk membuat alat pembelajaran, sehingga siswa merasa dihargai, merasa dianggap bisa. Siswa kita ajak untuk membuat soal yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas dan membuat jawabannya pada kartu yang berbeda, kemudian nantinya dipasangkan dengan jawaban yang cocok. Disinilah siswa dapat menyampaikan apa yang ia tulis kepada temannya. Siswa akan merasa senang ketika pembelajaran kimia tidak lagi monoton, juga tak lagi centered teacher.
Dengan menggunakan metode yang bervariasi tidak lagi membuat siswa menjadi bosan, apalagi dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajarnya, sehingga siswa menjadi aktif. Penggunaan metode pembelajaran tidak mesti muluk-muluk, yang penting disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan mengajar.
Untuk memotivasi siswa yang berprestasi, yang aktif dapat diberikan oleh guru suatu penghargaan. Penghargaan, tidak mesti membutuhkan dana yang besar. Siswa akan merasa senang jika seorang Guru memberikan penghargan walaupun hanya sepatah kata “bagus”, “pintar” atau yang lain. Apalagi ditambah penghargaan yang bernilai materi, misalnya diberi bolpoint, buku atau yang lain.
Teknik-teknik belajar banyak ragamnya yang perlu disampaikan guru kepada siswa, agar dalam belajar dapat dengan mudah. Tanpa siasat tertentu maka akan ditemui kesulitan-kesulitan dalam belajar. Materi kimia sangatlah komplek, dimulai dari nama-nama unsur, hitungan dalam mendapatkan angka yang tepat, misalnya Tetapan kesetimbangan kimia, Tetapan laju reaksi dan masih banyak yang lain. Belum lagi pemahaman materi yang rumit dari struktur atom, bentuk molekul, gaya antar molekul dan sebagainya. Teknik belajar misalnya dalam menghafalkan macam unsur yang ada pada golongan maupun periode dalam Sistem Periodik Teknik menghafal ini dikenal dengan istilah Jembatan Keledai. Unsur dapat digunakan plesetan nama agar mudah dalam mengingat urutan unsure dalam golongan, misalnya urutan unsur pada golongan IIA dari: Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra dapat dibuat plesetan “Bebek Mangan Cacing Seger Banget Rasane”.
Dari beragam metode pembelajaran, teknik belajar kimia, dapat menjadikan siswa yang dirasa pelajaran sulit menjadi mudah, dari pelajaran momok buat siswa menjadi menyenangkan.
Oleh :
Dra. Kusmardinah, M.Pd
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta