Jigsaw Gugah Minat Keterampilan Berbicara Siswa

Dra.Sri Martini Guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Wuryantoro
Dra.Sri Martini Guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Wuryantoro

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang berbicara. Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbahasa di kalangan siswa SMP, khususnya keterampilan berbicara , belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus.

Baca juga:  “Mind Mapping”, Tingkatkan Aktifitas Belajar IPS

Keterampilan berbicara siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Wuryantoro Tahun Pelajaran 2018/2019 masih sangat lemah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Melalui model pembelajaran tersebut diharapkan siswa berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi Menyajikan Hasil Bacaan dalam Forum Diskusi. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan model pembelajaran ini adalah minat dan hasil belajar akademik siswa meningkat. Selain itu diharapkan siswa dapat menerima keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial.

Langkah dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut: Pertama, Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok , setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal. Dalam tipe jigsaw ini setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kedua, salah satu kelompok mempresentasikan agar guru dapat menyampaikan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. Ketiga, . guru memberi kuis untuk siswa secara individual. Keempat, Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dan skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Baca juga:  Metode Pemodelan Tingkatkan Kemampuan Berpidato Bahasa Indonesia

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah membuat siswa lebih aktif berbicara karena berdiskusi pada kelompok. Siswa lebih memahami materi yang dipelajari secara mendalam sehingga mampu membimbing teman dalam kelompoknya. Kemampuan sosial dan kemampuan mengungkapkan ide pada siswa semakin meningkat. Pembelajaran tipe jigsaw ini lebih banyak melibatkan interaksi aktif siswa, sehingga lebih bersemangat. Dengan penerapan pembelajaran tipe jigsaw pada pembelajaran Bahasa Indonesia , maka siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik karena minat dan motivasi belajar siswa meningkat.

iklan


Dra.Sri Martini
Guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Wuryantoro

iklan