JATENGPOS.CO.ID, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang dipelajari siswa tingkat SMP di Indonesia. Penguasan bahasa Inggris dapat membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi informasi. Bahasa Inggris memegang peran penting dalam membantu siswa untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar. Kecakapan siswa untuk berkomonukasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tertulis masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu guru membutuhkan model pembelajaran yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Penggunaan cara konvensional model ceramah dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris ternyata kurang berhasil. Oleh karena itu guru harus pandai untuk memilih model pembelajaran yang inovatif untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas.
Penerapan model pembelajaran inovatif model Jigsaw dapat membantu guru untuk mengaktifkan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran bahasa inggris di dalam kelas. Siswa dapat belajar bahasa Inggris dalam kelompok kecil. Sehingga kesulitan belajar bahasa Inggris dapat diatasi melalui diskusi dalam kelompok kecil. Siswa dapat menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada teman maupun kepada guru bahasa Inggris. Penggunan model pembelajaran kooperatif Jigsaw membantu guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi bahasa Inggris teks recount. Pemahaman siswa dalam pelajaran bahasa Inggris materi teks recount menjadi lebih baik. Siswa menjadi percaya diri dalam belajar bahasa Inggris. Nilai rata-rata siswa dalam pemahaman teks recount bahasa Inggris meningkat dari 40 % menjadi 80% yang mencapai KKM. Model pembelajaran ini sangat membantu guru dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teks recount bahasa Inggris, siswa kelas 8 A Semester II SMP Negeri 17 Surakarta tahun pelajaran 2019/2020.
Menurut Rusman (2012:218) model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.
Rusman (2012:218) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif model Jigsaw ini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap lebih baik dan positif terhadap pelajaran, di samping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah (1) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim. (2) Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda. (3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. (4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka. (5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama. (6)Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. (7) Guru memberi evaluasi. (8) penutup.
Berdasarkan pembahasan di atas bahwa model pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bahasa Inggris. Model Jigsaw dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) untuk belajar bahasa Inggris lebih baik. Model Jigsaw dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran bahasa Inggris. Model Jigsaw dapat meningkatkan percaya diri siswa dan meningkatkan sikap positif terhadap guru bahasa Inggris.
Moh Mauluddin, S.Pd.
Guru SMP Negeri 17 Surakarta