PEMBELAJARAN dapat didefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang telah direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi agar siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Namun tidak semua mata pelajaran dapat dengan mudah disampaikan kepada siswa. Untuk menyampaikannya butuh trik ataupun strategi agar pembelajaran itu mudah di pahami siswa, salah satunya mata pelajaran matematika. Selain matematika itu dianggap sulit dan rumit, matematika juga dianggap membosankan dan kurang menarik bagi sebagian siswa.
Pembelajaran matematika memang bersifat abstrak sehingga butuh perantara atau media khusus dalam mengajarkannya. Oleh karena itu guru harus mencari cara bagaimana agar pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi pelajaran serta tercapai tujuan yang diharapkan. Guru juga harus bisa menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif yang melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.
Namun, pembelajaran matematika kelas V di SD Negeri 1 Kramat Kecamatan Kranggan Temanggung belum sepenuhnya sesuai harapan. Siswa cenderung pasif dalam menghadapi tugas permasalahan yang diberikan oleh guru. Siswa belum menunjukkan kreativitas pembelajaran dalam menyelesaikan masalah. Menurut Utami Munandar (2009: 12), mengemukakan bahwa kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga maupun dari lingkungan masyarakat.
Agar peserta didik aktif dan kreativitasnya dapat berkembang dapat dilakukan dengan cara mengubah kebiasaan guru dalam mengajar. Guru mungkin perlu menggunakan pendekatan, strategi, ataupun model pembelajaran yang sekiranya menarik dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Salah satunya yaitu guru dapat menggunakan model pembelajaran Jigsaw, terlebih pada pembelajaran matematika terutama materi pecahan. Hamdayana (2014:87) menyatakan bahwa model kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan dan bekerja sama positif. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah pertama siswa dikelompokkan ke dalam 1-5 anggota tim. Kedua, tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, ada yang persen, pecahan, pecahan campuran, dan desimal. Ketiga, tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. Keempat, anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian mereka. Kelima, setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Keenam, tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Kemudian ditanggapi dan bersama guru membuat kesimpulan.
Dari kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw, peserta didik dapat meningkatkan kreativitasnya karena dalam pembelajaran jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman, 2008: 203). Model pembelajaran jigsaw meningkatkan peserta didik dalam mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan daya pemecahan masalah.
Oleh : Eti Murdiyani, S.Pd.
Guru SDN 1 Kramat Kranggan Temanggung