JATENGPOS.CO.ID, – Pendidikan Karakter di Indonesia hingga saat ini masih hangat dibicarakan. Munculnya gagasan program pendidikan karakter dilatarbelakangi oleh perilaku tindak kekerasan, korupsi, dan konflik. Belum lagitingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun para siswa. Di samping masih seringnya terjadi tawuran, aksi pornografi, dan berbagai aktivitas negatif lainnya, seperti bolos sekolah, minum-minuman keras, dan mencuri yang melanda anak didik kita. Hal ini membuktikan Sistem Pendidikan Nasional kurang berhasil dalam membentuk sumber daya manusia melalui pendidikan karakter yang tangguh, budi pekerti luhur, tanggung jawab, disiplin, dan mandiri.Ini terjadi di hampir semua lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta.
Karakter dalam Islam disebut dengan Akhlak. Dalam Islam, landasan normatif akhlak manusia adalah al- Qur’an dan as-Sunnah. Bagi umat Islam, Allah SWT. sebagai sumber utama yang dirujuk untuk dijadikan landasan bertingkah laku. Jika Allah dikatakan sebagai sumber rujukan dan landasan normatif dalam berakhlak, pada hakikatnya akhlak manusia adalah cermin dari akhlak Penciptanya.
Ketarunaan memiliki arti sebagai sistem pendidikan yang menerapkan prinsip – prinsip militer yang bertujuan untuk membentuk karakter. Tentu saja prinsip militer yang diterapkan bukannya militer murni , karena sebagian besar lulusan perguruan tinggi, SMA, SMK ditujukan untuk pegawai di lingkungan sipil, perusahaan, militer, dan dunia wirausaha.
Ketarunaanbertujuan menanamkan nilai-nilai karakter siswa. sekolah dituntut mengadakan kegiatan yang dinilai mampu membangkitkan semangat disiplin, dan bertanggung jawab pada peserta didik. Masih terdapat siswa yang kurang semangat dalam belajar, membolos, tidak memakai seragam sesuai aturan, datang terlambat, dan masih ada siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.
Upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berkarakter adalah dengan mengadakan kegiatan ketarunaan di SMKN2 Sragen. Diantara nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam kegiatan tersebut adalah penanaman karakter Islami yangmeliputi: Penguatan tauhid/aqidah dengan mengikuti pengajian rutin di hari selasa, membaca al-Qur’an sebelum masuk waktu sholat Dhuhur maupun Ashar, menghafal surat-surat pendek, melaksanakan sholat berjamaah, dzikir dan doa sebelum dan sesudah sholat, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. Ketarunaan juga mendidik siswa memiliki karakter Islami yang lain: syukur kepada Allah atas rizki yang diberikan dengan cara tidak membuang makanan yang dibawa oleh siswa, berlaku sopan santun dan ramah tamah kepada pelatih dengan cara mengucap salam, menyapa, tersenyum, dan menundukkan kepala. Kegiatan ketarunaan juga menanamkan perilaku jujur, baik jujur kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. Contohnya ketika siswa diberi hukuman push – up, meskipun para pelatih tidak menghitung jumlah push-upnya mereka tetap menyelesaikan hukumannya sesuai dengan yang telah ditentukan pelatih.
Ketarunaan SMK Negeri 2 Sragen telah mengimplementasikan karakter Islami dalam pelaksanaannya. Saat siswa berada di sekolah mereka telah memiliki karakter Islami dengan menjalankan ibadah mahdhah, disiplin taat aturan, bertanggung jawab terhadap tugas, berakhlak mulia, sopan santun, berlaku jujur, mandiri, cinta lingkungan , dan peduli terhadap sesama manusia.
Dengan diterapkannya karakter Islami dalam kegiatan ketarunaan di SMK Negeri 2 Sragen diharapkan siswa memiliki akhlakul karimah,melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya serta berpenampilan sigap, energik dan berkarakter kuat.Siswa diharapkan lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup yang lebih keras. Dengan demikian SMKN2 Sragen telah berupaya mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter sebagaimana yang tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional.