Pada kehidupan nyata, kita tidak bisa menutup mata, bahwa masih banyak yang merasakan kalau kemampuan rata-rata matematika ditingkat SMA dirasa kurang. Hal ini dirasakan karena karakteristik matematika itu sendiri dianggap bersifat abstrak. Ada juga faktor siswa yang mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Cara belajar siswa pun masih banyak yang belum bermakna, dalam arti pengertian siswa tentang konsep matematika sangat lemah. Sebagai contoh, pada materi semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 kelas X MIPA Bab 1 tentang “Vektor” pada KD 4.2. yakni menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor, operasi vektor, panjang vektor, sudut antara vektor dalam ruang berdimensi dua ( bidang ) dan berdimensi tiga. Kalau dibayangkan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika terutama dalam hal vektor, ke dalam situasi kehidupan sehari-hari, dan mungkin juga karena pembelajaran matematika kurang bermakna bagi siswa atau mungkin siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga ide-ide mata pelajaran matematika yang dimiliki siswa belum bisa muncul secara maksimal supaya nilai matematika bisa berkembang…
Pandangan tentang mata pelajaran matematika dalam hal bagaimana siswa harus belajar, memang alangkah baiknya jika masyarakat juga tahu dan tidak melupakan tentang karakteristik pembelajaran matematika yang tercermin dalam enam hal. Pertama, dalam kegiatan pembelajaran , siswa harus diperlakukan sebagai partisipan yang aktif, terutama dalam pengembangan seluruh perangkat pembelajaran, sampai ke alat / media dan wawasan tentang matematika itu sendiri. Kedua, Matematika dalam kontekstual , secara nyata harus difikirkan agar siswa dapat menerapkan dan memahami matematika, sehingga dapat menerapkan alat/ media yang ada untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, belajar matematika perlu bertahap, tidak langung satu langkah saja selesai, artinya siswa dalam belajar matematika perlu melalui berbagai tahapan pemahaman. Keempat, saling menjalin adanya keterkaitan pada setiap jalur matematika, misal dalam topik- topik bilangan, aritmetika, perkiraan/estimasi, dan algoritma. Kelima, interaksi matemamatika dalam kenyataan bahwa belajar matematika dipandang sebagai kegiatan sosial, yakni pedidikan harus dapat memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk saling berbagi dengan strategi dan penemuan mereka. Keenam, saling menjalin keterkaitan dalam setiap jalur matematika baik pengajar, masyarakat maupun program pendidikan mempunyai peranan terpenting dalam mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan. Dalam mempelajari matematika sangat perlu untuk memahami masalah kontekstual, menjelaskan masalah kontekstual, menyelesaikan masalah kontekstual, membandingkan dan mendiskusikan jawaban serta menyimpulkan.
Itulah dalam kenyataan, baik pengajar, siswa maupun orang tua alangkah baiknya jika mengerti, memahami dan tidak melupakan tentang karakteristik matematika, pengertian, serta pandangan tentang matematika yang bisa mengembangkan pembelajaran matematika. Sehingga matematika yang dianggap abstrak , sulit dimengerti, membosankan, menakutkan, bisa menjadi kebalikannya. Berawal dari karena mau mengerti tentang karakteristik matematika itu sendiri, berwawasan maupun memahami , sehingga kesulitan bisa menjadi kesenangan dan kecintaan dengan matematika, sehingga nilai pelajaran matematikanya pun bisa menjadi bertambah baik.
Dra Esthi Darmawanti, M.M.
Guru SMA Negeri 1 Pracimantoro