Kepandaian membaca merupakan suatu keterampilan yang berperan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan alat untuk komunikasi bagi kehidupan setiap manusia. Menurut kamus Bahasa Indonesia definisi membaca yaitu melihat dan faham isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja. Sedangkan menurut Mr.Juel dalam bukunya Mr. Sandjaja (2005) membaca yaitu proses untuk dapat mengenal beberapa kata dan memadukan kata menjadi kalimat dan struktur bacaan.
Akibat dari kurangnya budaya membaca pola pikir siswa menjadi praktis dan itu membuat mereka cepat patah semangat. Ada delapan aspek yang yang bekerja saat kita membaca, yaitu, Sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi. Kedelapan aspek ini bekerja secara beriringan saat kita membaca, seluruh aspek kejiwaan bekerja secara aktif, saat anak sedang membaca, sesungguhnya ia tidak hanya mengasah ketajaman berfikirnya. Pada saat yang sama, perasaan anak terasah sehingga secara keseluruhan ia mengembangkan kemampuan intelektual sekaligus meningkatkan kecakapan mentalnya. Dengan membaca pula, kita dapat melejitkan kemampuan otak anak, khususnya pada usia-usia dini.
Mempraktekkan gemar membaca siswa SD dengan Karpal Kependekan dari Kartu Hafal dilakukan dengan cara, guru membuat kartu dengan bermacam-macam bentuk yang menarik dan disukai anak, kemudian direkatkan pada gambar pohon tiga dimensi (dinding ), pada kartu itu sudah ada soal dan ada nomernya, bagi siswa yang berangkat lebih awal ia berkesempatan mendapat kartu yang ia sukai. Pada saat jam pulang, siswa harus menjawab soal yang ia ambil saat ia datang, siapa bisa, ia pulang cepat.
Dengan demikian siswa akan berlomba-lomba membaca buku untuk mencari jawaban apabila ia kesulitan dengan soal yang ia ambil, bisa juga bertanya kepada teman, jadi teman bisa menjadi guru sebaya, untuk hari berikutnya, anak tidak boleh mengambil kartu yang pernah diambil sebelumnya, jadi Karpal akan diambil siswa secara bergantian, itu yang sudah kami praktekkan di SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo. Setelah soal terambil oleh siswa secara bergiliran, maka guru akan mengganti soal yang berbeda, soal bisa juga dibuat oleh siswa dan ditukar ke teman, itu menambah kreativitas guru dan siswa. Proses pembelajaran dengan karpal dimulai dengan soal yang mudah dulu,
Dari langkah-langkah tersebut dapat dilihat bahwa siswa berlatih mandiri, waktunya digunakan untuk membaca dengan penuh tanggung jawab dan menyenangkan, karena siswa bisa bertanya dengan temannya, ia merasa senang dengan tugas kecil yang kami lakukan, karena siswa merasa tidak terbebani dengan hanya satu soal, dan saat menghapalpun tidak harus di dalam kelas, dimanapun bisa yang menurut siswa nyaman sehingga siswa tidak mendapati suasana yang membuat mereka bosan, suasana yang kondusif ini pada akhirnya dapat mempermudah pemahaman materi. Siswa yang sudah bisa menjawab pertanyaan diberi reward berupa pujian, penguat, applause, tepuk tangan atau hadiah langsung. Ternyata karpal mempunyai peranan penting untuk menumbuhkan semangat membaca bagi siswa. Dengan kata lain, pembiasaan membaca di SD akan menjadi fondasi bagi siswa. Ketika membaca telah menjadi hobi, maka hal tersebut akan dilakukan dengan penuh suka cita dan penuh cinta.
Dengan karpal dapat dilihat bahwa siswa berlatih mencari buku bacaan sendiri dengan cara yang kreatif dan menyenangkan serta penuh tanggung jawab, siswa akan tumbuh berfikir kritis terhadap apa-apa yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya bertanya “ apa dan mengapa” tetapi juga mempunyai keinginan untuk mencari solusinya yang dapat meningkatkan proses kegiatan yang mendorong seseorang untuk dapat memahami secara mendalam agar mampu mengambil keputusan secara bijaksana sehingga membawa dampak pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik.
Heni Susilowati, S.Pd
Guru SDN 2 Tegalrejo
Ngadirejo Temanggung