Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan salah satu kajian yang menarik untuk bahan pembahasan. anak usia SD yang sedang mangalami perkembangan berfikir pada tahapan prakongkret ke kongkrit dan menuju tahapan abstrak. Menurut Ruseffendi (1991) dalam Heruman (2008: 1) bahwa “Matematika merupakan bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan; dan stuktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang didefinisikan, keaksioma, atau postulat, dan akhirnya ke dalil.”.Oleh karena itu diperlukan kemampuan khusus seorang guru untuk menjelaskan antara dunia anak yang belum berfikir deduktif untuk dapat mengerti dunia Matematika yang bersifat deduktif.
Mayoritas orang memandang Matematika sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman penulis dalam mengajar Matematika. Penulis banyak menemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan persoalan Matematika.
Dari sekian banyak materi matematika, ada salah satu materi yang dianggap siswa sangat sulit yaitu mengubah bentuk pecahan.Dalam mengubah bentuk pecahan, siswa kelas VI SD Negeri Pekacangan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo mengalami banyak kesulitan. Misalnya mengubah bentuk pecahan biasa menjadi pecahan desimal atau sebaliknya, mengubah bentuk pecahan biasa menjadi persen atau sebaliknya, menentukan pecahan yang senilai, dan menyederhanakan pecahan. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian yang rendah. Penyebabnya, antara lain karena siswa kurang tertarik pada Mata Pelajaran Matematika, pembelajaran yang kurang bermakna karena guru tidak memakai media
Berdasarkan kenyataan itulah maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan pacahan harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengubah bentuk pecahan perlu memperhatikan proses pembelajaran. Pemilihan metode mengajar akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Hal ini bertujuan agar proses belajar-mengajar berhasil dengan baik dan siswa dapat memanfaatkan seluruh alat inderanya. Semakin banyak alat indera yang dapat digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan terkesan dalam ingatan anak, sehingga dapat dengan mudah menerima dan menyerap pesan-pesan yang diberikan
Pemanfaatan media kartu domino pecahan dalam menyampaikan materi merupakan salah satu cara untuk perbaikan dalam sistem pembelajaran termasuk penyajian materi. Tujuan digunakan media kartu domino pecahan adalah memudahkan siswa dalam menangkap dan memahami materi khususnya mengubah bentuk pecahan. Selain itu dengan kartu domino pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik karena anak lebih aktif dan banyak indera yang berperan sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Cara penggunaan media ini adalah dengan memanfaatkan kartu domino yang ditempeli berbagai bentuk pecahan , anak dibagi menjadi kelompok – kelompok kecil untuk berdiskusi tentang cara mengubah pecahan.Masing-masing kelompok memperoleh jumlah kartu yang sama kemudian kartu domino disusun sesuai pecahan yang senilai membentuk lingkaran hingga kartu domino habis.Setiap kelompok bersaing untuk segera menyelesaikan soal dengan cepat dan benar.Anak juga secara tidak langsung menjadi semangat agar kelompoknya dapat menyelesaikan soal paling awal. Dengan demikian suasana pembelajaran lebih hidup, menarik, dan menyenangkan. Maka kesan bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan selama ini akan hilang. Selain belajar anak juga bermain sehingga dapat meningkatkan hasil belajar anak.
Berdasarkan pengalaman yang penulis alami pada pembelajaran materi pecahan terhadap siswa kelas VI SDN Pekacangan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa Penggunaan Kartu Domino dapat meningkatkan hasil belajar mengubah bentuk pecahan.
Oleh
Marsini, S.Pd.SD
SDN Pekacangan, Pituruh, Purworejo