JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Ruth (Denira Wiraguna) selalu tampak ceria memulai harinya bekerja di kantor pos. Di balik bilik meja coklat, Ruth dengan ramah melayani dan menyapa pelanggan kantor pos yang ingin mengirimkan kartu pos, surat, paket maupun melakukan transaksi keuangan.Bekerja di kantor pos adalah impian Ruth sejak kecil. Malah cenderung obsesif menjadi pegawai kantor pos. Cita-cita yang sangat jarang diangankan anak-anak milenial saat ini.
Hidup Ruth berubah saat bertemu dengan Wini gadis kecil penderita kanker darah. Wini mengirimkan kartu pos dengan alamat surga. Ruth terheran dengan permintaan gadis kecil itu namun juga tidak bisa menolak permintaannya. Ruth ingin sekali membantu Wini agar bisa sembuh dari penyakitnya, apakah impian itu terwujud seperti impiannya bekerja di kantor pos?
Di balik sosok Ruth yang anggun dan cantik ialah Denira Niyar Wiraguna, artis muda yang sudah wara-wiri di layar kaca. Denira tertarik memerankan sosok Ruth karena memiliki karakter yang sama dengan dirinya yakni pekerja keras.
“Film ini sekaligus dapat memberikan semangat untuk mereka, bahwa kita ada untuk memberikan doa, harapan, dan dukungan agar mampu menghidupkan semangat penderita kanker melawan sakitnya dan melewati deritanya,” ujar perempuan kelahiran 22 tahun lalu ini.
SINEMATA Productions beberapa kali kegiatan promosi film Kartu Pos Wini menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Sinemata bahkan mengajak pembicara-pembicara YKI
terlibat dalam kegiatan seminar dan diskusi bertema Kanke dan Film.
“Kami butuh insight atau wawasan tentang bagaimana membuat film tentang isu kanker tanpa salah arah,” ungkap Tarmizi Abka, sutradara film Kartu Pos Wini (KPW). Sutradara yang biasa dipanggil Om Jim, tidak ingin misleading dalam mengerjakan produksi filmnya.
Melalui novelet yang ditulis Ruwi Meyta disebutkan bahwa Wini menderita kanker sejak kecil. Namun atas saran pihak YKI sebaiknya vonis atau leukemia diderita Wini sejak usia lima tahun. Kalau digambarkan dalam cerita Wini menderita kanker darah sejak bayi, kemungkinan harapan hidupnya jauh lebih kecil.
“Masukan seperti ini memberi perpektif lebih komprehensif dari produksi film Kartu Pos Wini,” tambah Aris Muda, produser film KPW.
Acara Seminar dan Diskusi Film dan Kanker berlangsung di Jakarta, Depok, Tangerang, Bandung, Yogya dan Solo, juga sekaligus menandai rilis trailer resmi dan poster film Kartu Pos Wini.
“Mudah-mudahan melihat antusiasme peserta diskusi juga identik dengan antusiasme penonton saat film Kartu Pos Wini dirilis di Februari 2022 nanti”, tegas Aris Muda. (Dea/bis)