Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku moral peserta didik, dengan menanamkan nilai-nilai ibadah agar tercipta insan yang religius pada peserta didik. Untuk itu, pendidikan karakter peserta didik harus dimulai sejak dini agar menjadi penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada proses pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga dan lingkungan. Hal ini diharapkan bisa mendorong penguatan pendidikan karakter anak. (Jurnal Prakarsa Paedagogia, Vol. 2 No. 1, Juni 2019 Hal. 21-33, ISSN 2620-9780)
Karakter religius merupakan salah satu nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter di sekolah dalam rangka memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan, karena Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) lahir dari kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun masih melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa.
Nilai karakter utama religius merupakan pondasi awal dan paling mendasar yang harus ditanamkan sedini mungkin kepada peserta didik. Para guru dan kepala sekolah dapat membuat program-program untuk menguatkan karakter religius di internal sekolah dalam bentuk pembiasaan, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler, dengan menggunakan strategi yang sesuai dan sejalan dengan penguatan pendidikan karakter tentunya.
Menurut Najib Sulhan (2011 : 16 – 20), menjelaskan beberapa strategi dalam pelaksanaan penguatan karakter diantaranya; a). sosialisasi, diperlukan adanya sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan dalam pendidikan, b). pendidikan, penguatan karakter dikembangkan dalam dunia pendidikan, baik formal, informal maupun non formal, c). metode, dapat dilakukan melalui pelatihan, workshop, seminar dan kegiatan sejenis lainnya, d). pemberdayaan, semua pemangku kepentingan diberdayakan dalam rangka bersama-sama mewujudkan bangsa yang berkarakter, e). pembudayaan, dalam pelaksanaannya, penguatan karakter perlu ada pembudayaan nilai-nilai kebaikan, f). kerja sama, untuk pelaksanaan penguatan karakter tidak bisa berjalan secara parsial, semua pemangku jabatan saling bersinergi.
SD Negeri Citepus 01 Jeruklegi sejak mulai tahun pelajaran 2021/2022 sampai sekarang telah memprogramkan kegiatan yang bertujuan menguatkan karakter religius pada peserta didik. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan diantaranya shalat dhuhur berjama’ah, khususnya bagi murid-murid kelas III sampai kelas VI. Dimana dalam melaksanakan program tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti saja, melainkan dilaksanakan secara sinergi mulai dari kepala sekolah dan semua guru kelas.
Dari kegiatan shalat dhuhur berjama’ah tersebut, cukup terasa dampak dan manfaatnya khususnya bagi peserta didik itu sendiri, diantaranya; tertanam kesadaran melaksanakan ibadah dengan cukup baik, melatih agar taat dan patuh pada aturan Allah SWT, tertanam jiwa semangat dalam melaksanakan ibadah tersebut, tertanam sikap disiplin dan jujur, serta tertanam sikap bertanggung jawab akan pentingnya melaksanakan ibadah.
Dengan demikian penguatan karakter religius merupakan salah satu nilai karakter yang perlu ditanamkan dalam diri peserta didik untuk menumbuhkan perilaku sesuai dengan ajaran agama Islam khususnya. Salah satu faktor penting dalam menumbuhkan karakter religius peserta didik adalah pembiasaan, dimana pembiasaan merupakan salah satu cara yang efektif untuk menguatkan karakter religius peserta didik, karena dilatih dan dibiasakan untuk melakukannya setiap hari, sehingga akan tertanam kuat dalam diri peserta didik.
AHMAD SHOBARI, S.Pd.I
Kepala SD Negeri Citepus 01 Jeruklegi Cilacap