Seiring perkembangan zaman tuntutan untuk menguasai bebagai ragam bahasa mulai dikembangkan, namun tidak semua orang dapat melakukannya. Untuk dapat menguasai ragam bahasa seseorang harus mempunyai kecakapan dalam berbicara. Berbicara mengandung pengertian kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan gagasan dan perasaannya secara lisan kepada orang lain.Menurut Tarigan,(2008:16)”Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan persaan”.
Sedangkan menurut Murgiyanto,(2010:339) ”Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan”. Kegiatan berbicara merupakan kegiatan yang komplek dan berbeda dari ketiga aspek keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini di sebabkan selama kegiatan berbicara seseorang tidak hanya mengekspresikan,mengungkapkan ide atau gagasan dan perasaan kepada orang lain, tetapi lebih jauh lagi berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologi, semantik, dan linguistik. Kegiatan berbicara juga memanfaatkan otot dan jaringan tubuh manusia untuk menunjang maksud dan tujuan berbiara.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan, (2008:16) yang menyatakan berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang didengar (audible) dan yang kelihatan ( visible ) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Dengan demikian berbicara itu lebih daripada hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disususn serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.
Menyampaikan informasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester satu tahun pelajaran 2022/2023 yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Putatnganten Korwilcam Karangrayung Kabupaten Grobogan kurang diminati peserta didik,hal ini dapat dilihat dari cara penyampaian informasi yang terbata-bata, bahasa yang tidak tersusun rapi, dan bahkan mengalami kebingungan untuk mengungkapkannya. Untuk itu peneliti ingin mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyampaikan informasi secara lisan melalui metode Explicit Intruction.
Metode sangat penting sekali digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperjelas pengetahuan peserta didik.Model Explicit Intruction didefinisikan sebagai salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,selangkah demi selangkah (Arends, 2001:264). Model Explicit Intruction merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan guru dan siswa secara personal sehingga siswa dapat lebih mengerti tentang materi yang diajarkan denga adanya bimbingan dari guru. Hal ini dapat lebih mendekatkan siswa dengan guru secara intern sehingga siswa tidak mau lagi dalam bertanya tentang hal yang belum mereka pahami (Yudha,dkk. 2014:3). Model Explicit Intruction, menurut Kardi (dalam Huda,2013: 186) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa, metode pembelajaran dapat digunakan untuk penyampaian suatu pesan dalam proses pembelajaran. Metode Explicit Intruction ini berupa penyampain materi secara bertahap atau selangkah demi selangkah. Dengan demikian metode ini bertujuan membantu peserta didik untuk lebih memahami materi dan membantu guru dalam proses pembelajaran agar lebih efisien.
Oleh :
RININGSIH, S.Pd.SD
Guru Kelas 5 SD Negeri 3 Putatnganten
Kecamatan Karangrayung