Kenali “Pelakor” Dalam Menulis Surat

Tri Rimbawanti, S.S. Guru SMK Negeri 3 Kendal
Tri Rimbawanti, S.S. Guru SMK Negeri 3 Kendal

JATENGPOS.CO.ID, Model pembelajaran dengan diskusi pasti pernah dilakukan, karena diskusi dapat dilakukan dimana saja: di tepi jalan, di kantin, di dalam kendaraan, di kantor ataupun di kelas. Kegiatan diskusi ini selalu disertai dengan tanya jawab antar siswa untuk mengemukakan pendapat, menolak pendapat, memberi saran atau tanggapan. Melalui diskusi, siswa diharapakan dapat mengekspresikan gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan baik secara tertulis mapun lisan.

PELAKORakronim dari “Pembelajaran Kooperatif”merupakan istilah darimodel pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan kerja sama dan interaksi antar siswa. Salah satu strategi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran diskusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis.Penulis menerapkan metode “PELAKOR” di SMK Negeri 3 Kendal pada materi menulis surat lamaran pekerjaan di kelas XII semester 5. Materi tersebut merupakanmateri yang harus dikuasai oleh siswa sebagai bekal ketika akan melamar suatu pekerjaan, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau kuliah.Siswa kelas XII memiliki waktu yang sedikit dalam pembelajaran di kelas, karena disela-sela waktu pembelajaran mereka harus mempersiapakan Ujian Sekolah, Ujian Praktik, Ujian Kompetensi Kejuruan, Ujicoba, dan Ujian Nasional.

Baca juga:  Menyikapi Kenakalan Remaja Zaman Now

Berdasarkan fakta tersebut, penulis menggunakan metode “PELAKOR” untuk mengatasi minimnya waktu pembelajaran di kelas XII. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw  adalah pembelajaran yang dilakukan dengan berkelompok dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada kelompok lain. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat bekerja sama dalam mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang dimilikinya.

Pembelajaran dengan jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas. Guru bertanya pada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran. Kemudian Siswa dikelompokkan menjadi kelompok dasar (base group), kemudian setiap anggota kelompok diberikan topik yang berbeda untuk dipelajari. Siswa dari kelompok dasar yang berbeda dengan topik yang sama dipertemukan dalam kelompok ahli (expert group) untuk berdiskusi dan membahas tugas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Para ahli kemudian kembali ke kelompok dasar masing-masing dan mengambil giliran untuk mengajar anggota kelompoknya (peer teaching) tentang topik mereka. Akhirnya siswa diberikan tes yang meliputi semua topik dan skor yang diperoleh dalam tes menjadi skor kelompok. Skor yang diperoleh kelompok didasarkan pada peningkatan skor dari setiap siswa. Peningkatan skor dilihat berdasarkan skor awal dan akhir yang diperoleh siswa. Skor awal adalah skor yang diperoleh siswa pada pembelajaran sebelumnya, sedangkan skor akhir adalah skor yang diperoleh dari tes pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

iklan
Baca juga:  Cerdas Berpuisi dengan Jurus “Hatlis”

Metode pembelajaran kooperatif model jigsaw secara teoretis dapat mendorong dan mengkondisikan berkembangnya sikap dan keterampilan sosial siswa, meningkatkan hasil belajar dan menuntut kemampuan siswa untuk bisa tampil dihadapan teman-temannya atau di depan orang banyak yang mungkin sebelumnya tidak pernah mereka lakukan.

Tri Rimbawanti, S.S.
Guru SMK Negeri 3 Kendal
iklan