Pembentukan sekolah Adiwiyata merupakan bagian dari kebijakan pendidikan lingkungan hidup untuk meningkatkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan. Kegiatan utama dalam Sekolah Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar.
Tujuannya adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama dalam Sekolah Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia (Haris, Abas, and Wardiana 2018).
Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah yang diwujudkan dalam bentuk: (1) pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, (2) pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, (3) pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan (4) pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya lingkungan.
Kepala sekolah sebagai sosok ataupun figur yang menjadi motor penggerak kemajuan lembaga pendidikan tentu memiliki strategi agar sekolah yang dipimpinya menjadi sekolah yang bermutu. Untuk itu, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Sagala (2009: 88) mendefinisikan bahwa kepala sekolah sebagai orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan.
Keteladanan kepala sekolah memberi contoh kepada seluruh masyarakat sekolah untuk peduli lingkungan, menunjukkan tindakan nyata untuk menggerakan seluruh masyarakat sekolahnya. Pemimpin mendiskusikan hal-hal yang akan dirapatkan untuk memperoleh gambaran sementara. Lalu dikembangkan kembali saat rapat bersama para guru selaku masyarakat dalam sekolah. Dari mufakat bersama itu kepala sekolah menjalin hubungan dengan masyarakat luar sekolah untuk terlibat dalam mewujudkan program sekolah. Program itu dijalankan sesuai bagian-bagian dari masyarakat sekolah itu sampai kepada bagian pembelajarannya yang disusun bersama oleh para majelis guru selaku bawahan dari kepala sekolah. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah sangat besar dalam mewujudkan program adiwiyata. Karena kepemimpinan harus memberi tauladan yang baik untuk mendukung program yang direncanakannya. Pemimpin harus berpartisipasi aktif didalam dan diluar lingkungan sekolah dengan merangkul seluruh pihak terkait untuk ketercapaian program yang telah direncanakan.
.
Oleh: Sri Wijiyati, S. Pd.SD.
Kepala SDN 2 Sobo, Geyer, Grobogan