Kolaborasi Guru dan Ortu Hadapi Anak Pecandu Smartphone

Sri Wahyuningsih, S.Pd Guru SD Negeri Hargorojo, Bagelen, Purworejo
Sri Wahyuningsih, S.Pd Guru SD Negeri Hargorojo, Bagelen, Purworejo

Pesatnya perkembangan teknologi bagai pisau bermata dua. Seperti munculnya berbagai gadget dengan fitur canggih, berupa smartphone maupun koneksi internet yang semakin bagus. Fenomena ini menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dilihat dari dampak positifnya, para pengguna smartphone dan internet sangat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Informasi sangat cepat diperoleh. Kabar di belahan bumi yang satu dengan lainnya terdengar dalam waktu singkat. Banyak juga orang yang sukses dan mendulang uang menggunakan smartphone dan internet.

Namun smartphone dan internet ternyata disertai banyak dampak negatif. Salah satunya terhadap perkembangan anak. Termasuk di dalamnya anak-anak di SD Negeri Hargorojo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Mereka juga tak luput dari fenomena ini.
Dari pengamatan kami, sebagian besar anak-anak di sana telah mengenal dan menggunakan smartphone maupun internet. Mereka lebih suka bermain dengan smartphone. Anak-anak usia SD belum menyadari manfaat smartphone. Kebanyakan mereka menggunakannya bukan untuk belajar, melainkan bermain game, dan menonton video.

Baca juga:  Media Gambar Gairahkan Pembelajaran BTQ

Bermain game berlebihan akan berdampak pada menurunnya prestasi di sekolah, dan kejiwaan. Selain itu akan menimbulkan rasa penasaran yang tinggi untuk naik level, sehingga mengakibatkan kecanduan game.


Anak-anak yang kecanduan game, cenderung melupakan pelajaran, waktu mereka tersita untuk bermain game. Kondisi ini dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Belum lagi jika mereka bermain game online berbayar, yang mengakibatkan pemborosan.
Dari sisi kejiwaan anak seperti ini, biasanya lebih asyik dengan dirinya sendiri, dunia mereka sendiri sehingga kurang bersosialisasi. Baik dengan teman sebaya maupun lingkungan tempat tinggal mereka. Anak cenderung tertutup, kurang bergaul dan kurang peduli dengan keluarga maupun lingkungannnya.

Kami selaku pendidik sangat prihatin melihat kondisi seperti ini. Sehingga terdorong untuk mencari cara mengatasi permasalahan yang timbul. Kami menilai hal tersebut dapat merusak masa depan generasi penerus bangsa. Kita tidak menginginkan mereka menjadi generasi yang apatis. Tidak punya rasa sosial dan kepedulian.

Baca juga:  Surprise Box Tingkatkan Minat Baca dan Hasil Belajar IPS

Lantas bagaimana untuk mengatasinya? Sebab kita tidak dapat melarangnya, arus teknologi tak mungkin dibendung. Kita hanya bisa membatasi dan mencegah secara bijak, atas kemungkinan terburuk yang akan dihadapi.
Nah, di sinilah peran keluarga dan guru sangat dibutuhkan. Orang tua bisa membatasi penggunaan smartphone untuk anak. Misalnya hanya boleh menggunakannya selama 15 menit dalam sehari atau hanya pada hari Minggu. Selain itu butuh peran orang tua dalam mengawasi penggunaan smartphone ini.

Di sekolah, guru juga diharapkan ikut mengarahkan tentang penggunaan smartphone dan internet positif. Karena tak sedikit pula game maupun video pembelajaran yang bisa dipelajari oleh anak di internet melalui smartphone.
Di sisi lain guru dituntut bisa memanfaatkan teknologi, guna mendukung proses pembelajaran menjadi lebih kreatif dan inovatif. Misalnya membuat game edukasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan sebuah media pembelajaran yang menarik berupa game, diharapkan mampu menarik minat anak untuk belajar.

Baca juga:  Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Seperti yang telah kami laksanakan, kami mengemas materi bilangan ganjil dan bilangan genap menjadi sebuah game. Dengan media ini anak-anak menjadi lebih antusias dalam belajar. Bahkan mereka meminta untuk dibuatkan game yang berkaitan dengan mata pelajaran lainnya.
Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa penggunaan smartphone perlu pengawasan, pembatasan dan pengarahan. Kerjasama orang tua dan guru sangat diperlukan. Selain itu guru sebagai pendidik juga dituntut untuk melek teknologi dan harus mau belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman.

Sri Wahyuningsih, S.Pd
Guru SD Negeri Hargorojo, Bagelen, Purworejo