Siswa di sekolah seringkali dihadapkan pada berbagai masalah sosial dan emosional yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan kemampuan belajarnya. Masalah tersebut dapat berasal dari lingkungan keluarga, teman sebaya, atau tekanan akademik. Ketika tidak ditangani dengan baik, masalah sosial emosional dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan akademik siswa.
Di SMPN 1 Girimarto, semester 2 tahun pelajaran 2022/2023. Penulis mengadakan konseling kelompok di kelas 8E untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah sosial emosional siswa. Adapun masalah yang muncul di kelas tersebut adalah emosi siswa yang sensitif yaitu mudah semangat namun juga mudah emosi. Sensitif dangan tekanan teman sebaya. Mudah berteman, mudah bermusuhan serta mudah saling mengejek temannya. Kondisi ini tentu saja sangat mengganggu proses belajar siswa di kelas. Suasana kelaspun tidak nyaman.
Bimbingan dan konseling sekolah, merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu siswa mengatasi masalah sosial emosional tersebut. Salah satu layanan konseling yang efektif adalah konseling kelompok. Layanan ini melibatkan beberapa siswa yang mengalami masalah yang sama dan dibimbing oleh seorang konselor (guru BK) untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Konseling kelompok adalah sebuah layanan yang dilakukan dalam bentuk kelompok. Pada layanan konseling kelompok ada kemungkinan konseli (siswa) mendapatkan kesempatan berbagi permasalahan dan pengentasan masalah yang dialami saat ini melalui konseling kelompok (Prayitno : 1998) Menurut Pauline Harrison didalam bukunya Edi Kurnanto berpendapat bahwa konseling kelompok terdiri dari empat sampai delapan konseli yang bertemu dengan satu ataupun dua konselor.
Dalam pelaksanaan konseling kelompok, penulis sebagai konselor menentukan tema atau topik yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kemudian memilih 8 siswa yang mengalami masalah yang serupa dan memastikan bahwa mereka siap untuk berpartisipasi dalam kelompok. Selanjutnya membuat aturan dan tujuan yang jelas untuk kelompok dan memastikan bahwa siswa memahaminya. Siswa duduk berjajar membentuk setengah lingkaran dan menghadap konselor.
Pelaksanaan konseling kelompok dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti atau kegiatan dan tahap pengakhiran. Penulis memastikan bahwa kelompok berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan konflik atau masalah baru. Penulis mengamati interaksi antar siswa dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok merasa terdengar dan didukung. Proses konseling kelompok memakan waktu kurang lebih 60 menit untuk menyelesaikan ke tiga tahap tersebut. Siswa sangat antusias menjadi peserta dalam konseling kelompok. Mereka juga berharap dapat memperbaiki kondisi sosial emosionalnya agar dapat fokus dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Penerapan layanan konseling kelompok dapat memberikan berbagai manfaat bagi siswa. Pertama, siswa dapat merasa lebih terhubung dan didukung oleh teman sebaya mereka yang mengalami masalah yang sama. Hal ini dapat meningkatkan perasaan keterikatan sosial dan kepercayaan diri mereka dalam mengatasi masalah.
Kedua, konseling kelompok dapat membantu siswa untuk memperoleh perspektif baru dan pemahaman tentang masalah yang dihadapi. Melalui diskusi dengan siswa lain dan konselor, siswa dapat memperoleh wawasan baru dan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Ketiga, konseling kelompok dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk mengatasi masalah. Siswa dapat mempraktikkan keterampilan tersebut dalam situasi kelompok yang aman dan mendapat umpan balik dari konselor dan teman sebayanya.
Dalam mengatasi masalah sosial emosional siswa, layanan konseling kelompok dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan menerapkan teknik layanan yang sesuai, konselor dapat membantu siswa untuk memperoleh keterampilan sosial dan dapat mengatasi masalah sosial emosional siswa di kelas.
Oleh :
Khoiriyah Dinawati, S.Psi.
SMP Negeri 1 Girimarto
Kabupaten Wonogiri