JATENGPOS.CO.ID, – Pelajaran IPS bagi sebagian peserta didik masih dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik khususnya bagi mereka yang tidak senang dengan pelajaran yang sifatnya hafalan. Pembelajaran IPS kurang menarik karena penyajian materi pelajaran dilakukan hanya dengan menggunakan metode yang kurang menarik dan tidak dinamis mengakibatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik menjadi rendah dan tidak sesuai harapan. Pemilihan metode pembelajaran agar relevan dan disesuaikan dengan kondisi materi pelajaran.
Selama ini penyampaian pelajaran IPS cenderung hanya menggunakan metode ceramah yang tidak variatif karena dianggap metode yang praktis, murah dan mudah tapi bersifat verbalis. Sehingga menimbulkan rasa jenuh dan monoton di kalangan peserta didik.
Sehubungan dengan permasalahan di atas maka upaya peningkatan pembelajaran IPS perlu dicari sebuah pendekatan yang diharapkan dapat menjembatani keresahan tersebut. Salah satu jawabanya adalah dengan menerapkan pendekatan Konstruktivistik.
Konstruktuvistik adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkunganya Karli (2003:2)
Kenyataannya menunjukkan bahwa seorang guru mengajar di kelas sering mendapatkan siswa-siswanya mempunyai pemahaman yang berbeda tentang pengetahuan yang diperoleh dan dipelajarinya. Padahal siswa belajar di tempat yang sama buku teks yang sama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tidak begitu saja ditransfer dari guru ke siswa dalam bentuk tertentu melainkan siswa membentuk sendiri pengetahuanya dalam pikiran masing-masing.
Dalam proses ini guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide mereka. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu siswa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi,namun harus siswa sendiri yang mencapai tangga tersebut.
Dalam pendekatan ini konstruktivistik ini guru melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya berifat heterogen.Baik dalam jenis kelamin maupun tingkat kecerdasan. Agar lebih efektif satu kelompok terdiri dari empat sampai enam siswa. Ada tiga langkah dalam menerapkan metode ini.
Langkah pertama siswa didorong dan diberi motivasi supaya mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep pokok bahasan yang akan dibahas. Guru memancing dengan memberi pertanyaan problematik yang ditemukan sehari hari dengan mengaitkan konsep yang akan dibahas. Dalam langkah ini menggunakan metode tanya jawab antarsiswa dengan guru siswa dengan siswa yang difasilitasi guru.
Langkah kedua siswa diberi kesempatan untuk menyelidi dan menemukan konsep konsep dalam permasalahan melalui pengumpulan dan pengorganisasian mengintepretasikan data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru.
Langkah ketiga siswa diberikan kesempatan untuk memberi penjelasan dan solusi yang didasarkan pada observasinya ditambah penjelasan penjelasan guru untuk menguatkan pengetahuan yang telah mereka bangun. Maka siswa membangun pengetahuan dan pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Dengan menerapkan pendekatan konstruktivistik siswa tidak lagi menempati posisi sebagai peserta pasif yang hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru. Terbukti dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik ini dapat meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu juga dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis. Hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru IPS dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
Sutarni, S.Pd.
SMP N 2 Jatiroto, Wonogiri